PENGGABUNGAN ANTARA GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM DENGAN WANPRESTASI DALAM SATU SURAT GUGATAN (Analisis Putusan Nomor: 4/Pdt.G/2021/PN.Mks)

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis Putusan Perkara Nomor:
4/Pdt.G/2021/PN.Mks, dimana Penggugat menggabungkan gugatan
perbuatan melawan hukum dan wanprestasi dalam satu surat gugatan
dengan dilatarbelakangi oleh adanya dua pandangan hukum yang
berbeda, yaitu dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor: 886 K/Pdt/2007,
Majelis Hakim dalam pertimbangannya menyebutkan: “Bahwa
sungguhpun dalam gugatan terdapat posita wanprestasi dan perbuatan
melawan hukum, akan tetapi dengan tegas diuraikan secara terpisah, maka
gugatan demikian yang berupa kumulasi obyektif dapat dibenarkan”.
Sedangkan pandangan hukum dan para ahli menyebutkan bahwa:
“Penggabungan gugatan perbuatan melawan hukum dengan ingkar janji
tidak dapat dibenarkan dalam tertib beracara dan harus diselesaikan secara
tersendiri pula.” Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
kajian normatif dan menggunakan pendekatan undang-undang,
pendekatan kasus dan pendekatan konseptual. Hasil penelitian dalam
Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 4/Pdt.G/2021/PN.Mks menujukkan
bahwa penggabungan gugatan perbuatan melawan hukum dan
wanprestasi dalam satu surat gugatan dalam putusan dapat dibenarkan
dalam tata tertib beracara, yaitu terdapat hubungan erat, hubungan hukum
dan sepanjang arah pembuktian yang sama dan objek yang diperkarakan
satu, penggabungan gugatan demikian diperbolehkan. Guna mengatasi
problematika tersebut maka diperlukan adanya pengaturan mengenai
permasalahan penggabungan gugatan tersebut.
Kata Kunci : Gugatan Perdata, Penggabungan Gugatan, Perbuatan
Melawan Hukum, Wanprestasi