TRANSAKSI JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI (KREDIT) DI PEGADAIAN SYARIAH KOTA BENGKULU MENURUT HUKUM ISLAM

Perspektif fungsi logam mulia sebagai survival money membuat transaksi
emas kian digemari masyarakat muslim di Indonesia. Sebagai salah satu Lembaga
Keuangan Syariah yang dikenal luas, Pegadaian Syariah menyediakan fasilitas
program jual – beli emas secara kredit (murabahah emas) yang secara teoritis
berpedoman kepada fatwa – fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Indonesia. Di
sisi lain masih banyak masyarakat yang belum mengenal akad murabahah emas
di Pegadaian Syariah. Oleh karena itu, perlu adanya kejelasan mengenai
bagaimanakah praktik jual – beli emas secara kredit di Pegadaian Syariah Kota
Bengkulu dan apakah praktiknya sudah sesuai dengan hukum Islam. Perpaduan
penelitian normatif dan empiris ini menggunakan pendekatan konsep (conceptual
approach) dan pendekatan perundang- undangan (statue approach) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan. Berdasarkan hasil analisis terhadap data
primer dan data sekunder, maka diperoleh 2 (dua) kesimpulan yaitu : Pertama,
bahwa terdapat 4 (empat) tahapan yang dilalui oleh nasabah yang melaksanakan
murabahah emas secara kredit di Pegadaian Syariah; Kedua, bahwa sebagian
besar praktik murabahah emas di Pegadaian Syariah Kota Bengkulu telah
memiliki kesesuaian dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI) Nomor 77/DSN-MUI/V/2010, perbedaannya hanya ada
pilihan jalur penyelesaian sengketa yang belum sesuai dengan Fatwa DSN MUI
Nomor 47/DSN-MUI/I/II/2005.
Kata kunci : Jual Beli Emas, Kredit Emas, Murabahah Emas, Pegadaian Syariah,
Hukum Islam