PENYELESAIAN DELIK ADAT PENCURURIAN PRATIMA DI KABUPATEN KLUNGKUNG

Pencurian Pratima di Bali kerap terjadi setiap tahun. Terutamadi wilayah
Kabupaten Klungkung.Pratima atau Benda sakral tersebut terdiri dari berbagai
macam bentuk unik seperti benda yang berupa Patung dengan berlapiskan emas
dan perak sehingga mengandung nilai ekonomis yang tinggi. Namun berdasarkan
hasil penelitian ditemukan beberapa kasus pelaku pencurian benda sacral tidak
ditemukan sehingga terjadi kesulitan pada proses penyelesainnya. Oleh karena itu
penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimankaah proses
penyelesaian kasus tindak pidana pencurian benda sakral dalam perspektif hukum
pidana adat di Kabupaten Klungkung dan untuk mengetahui hambatan yang di
alami dalam proses penyelesaian tersebut. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian hukum empiris dan menggunakan pendekatan kasus
(case approach). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lapisan masyarakat
yang ada di Kabupaten Klungkung, serta sampel yang digunakan adalah Ketua
Adat Desa Negari Kabupaten Klungkung, Ketua Adat Desa Koripan, Pemangku
Pura Mas Ayu, Pemangku Pura Pujung Sari, dan 1 Penyidik kepolisian di
Kabupaten Klungkung. Hasil penelitian ditemukan bahwa penyelesaian pencurian
benda sacral di Kabupaten KLungkung tidak terlepas dari aturan awig-awig desa
adat. Kemudian hambatan yang di alami adalah tidak ditemukannya saksi yang
ada di TKP, pelaku menghilangkan barang bukti, tidak ada cctv dan terhambat
pada cuaca.
Kata Kunci: Pencurian,Pratima,Awig-Awig,Hukum Pidana Adat