PENDAMPINGAN SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN USAHA E-WARONG PADA PENINGKATAN EKONOMI PENERIMA MANFAAT PKH DI KOTA LUBUKLINGGAU

Kesejahteraan sosial yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 ternyata
masih menjadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan. Upaya pemerintah
dalam program penanganan fakir miskin dengan mencetuskan Program
Pemberdayaan Masyarakat melalui Bantuan Sarana Pengembangan Usaha
Elektronik Gotong Royong (BPSU e-Warong) yang bertujuan untuk menuntaskan
persoalan kesejahteraan sosial dengan adanya peningkatan ekonomi pada
penerima manfaat PKH. Namun hal ini tidaklah mudah karena mental pengurus
dalam pengelolaan BPSU e-Warong tidak ingin untuk berinovasi dalam
pengembangan usaha dan hanya berada pada zona nyaman pangsa pasar yang
bertransaksi di BPSU e-Warong saja, sehingga hal ini tidak memiliki tindak lanjut
dalam menuntaskan kesjahteraan sosial. Pendamping yang seharusnya mampu
memainkan peran dan fungsinya ternyata masih tidak berpengaruh terhadap
peningkatan ekonomi penerima manfaat. Peran dan fungsi pendamping dalam
melakukan pendampingan terhadap BPSU e-Warong dimungkinkan akan ada
inovasi baru dalam pengembangan usaha di BPSU e-Warong berdasarkan teori
pendampingan, akan tetapi faktanya hal ini tidak berpengaruh sama sekali.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis pada penelitian ini terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta
verifikasi. Teknik pengambilan informan yaitu purposive sampling dengan
informan sebanyak 13 orang.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu pendamping sosial tidak
berhasil memainkan peran dan fungsinya sebagai pendamping sosial atau penyelia
BPSU e-Warong dan tidak terjadi pengembangan usaha disetiap BPSU e-Warong
Kota Lubuklinggau sehingga tidak terjadi peningkatan ekonomi terhadap
penerima manfaat PKH.