KEBERFUNGSIAN SOSIAL REMAJA KORBAN PENYALAGUNAAN NAPZA PASCA REHABILITASI SOSIAL RAWAT INAP DALAM MENCEGAH RELAPSE DI IPWL PESONAKOTA BENGKULU

Permasalahan Penyalagunaan Napza saat ini telah mengancam pembangunan
berkelanjutan, hal ini disebabkan karena korban dari Penyalahgunaan Napza
sebagian besar sedang menginjak usia muda yakni 10-24 tahun dan usia ini
tergolong dalam usia kategori remaja menurut BKKBN. Remaja menjadi
kelompok umur yang rentan dalam penyalagunaan Napza hal ini disebabkan
berbagai faktor diantaranya lingkungan sosial yang mencakup lingkungan
pertemanan, keluarga danmasyarakat. Pasca Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan Napza adalah kondisi dimana klien yang telah selesai menjalani
Rehabilitasi Sosial rawat inap kembali ke tengah keluarga dan masyarakat pada
lingkungan sosialnya, adapun kegiatan yang di ikuti klien Pasca Rehabilitasi
diantaranya konseling, home visit, family support group, tes urin dan penguatan
komunitas dukungan sebaya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
Keberfungsian Sosial remaja Korban Penyalagunaan Napza Pasca Rehabilitasi
Sosial rawat inap dalam mencegah relapse di IPWL Pesona Bengkulu. Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif, mengunakanpendekatan fenomenologi. Informan
dari penelitian ini terdiri dari tiga belas oranginforman yaitu enam
orangsebagaiinforman kategori remaja korban penyalagunaan Napza Pasca
Rehabilitasi Sosial Rawat Inap usia 10-24 tahun dantiga oranginforman
orangtuaremaja korban Penyalagunaan Napza danempat orang informan SDM
petugas IPWL Pesona Bengkulu.Teknikpengumpulandata yang digunakan
adalahobservasi,wawancara mendalamdan dokumentasi. Hasil Penelitian remaja
korban Penyalagunaan Napza pasca Rehabilitasi Rawat Inap Mampu
memepertahankan Keberfungsian sosialnya. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah remaja Korban Penyalagunaan Napza PascaRehabilitasi Sosial rawat inap
di IPWL Pesona Bengkuludapat menjalankan peran sosialnya, memenuhi
kebutuhan dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam mempertahankan
Keberfungsian Sosialdi keluarga, teman saebaya dan masyarakat pada lingkungan
sosialnya sehingga tidak relapse.