ARTIKULASI IDENTITAS GENERASI X PENGGUNA CONTENT DISTRIBUTION PLATFORM TIKTOK DI KOTA BENGKULU

Artikulasi lebih diarahkan ke upaya mengekspresikan atau merepresentasikan.
Ketika artikulasi dihubungkan dengan identitas maka artikulasi itu merujuk kepada
upaya untuk menunjukkan ciri-ciri pembentukan identitas baik dalam kehidupan
nyata maupun kehidupan maya seperti TikTok. TikTok dijadikan oleh generasi X
atau ibu-ibu di Kota Bengkulu sebagai ajang artikulasi identitas. Tujuan penelitian
dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana identitas generasi X di Kota
Bengkulu diartikulasikan di content distribution platform TikTok. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan Teori Artikulasi Identitas dan
Teori Identitas Sosial sebagai pisau analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ibu-ibu pengguna TikTok di Kota Bengkulu mengartikulasikan identitasnya dalam
aplikasi TikTok sebagai bagian dari sosialita, yaitu seorang social climber dengan
ciri (1) selalu ingin tampil cantik, (2) fashionable, (3) mengikuti trend, (4) selalu
ingin tahu “kepo”, (5) menjadi centil, (6) berbahasa gaul, dan (7) perubahan gesture
tubuh. Dalam kaitannya dengan teori identitas sosial (social identity) yaitu
keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa bangga dari keanggotaan dalam suatu
kelompok tertentu sesuai dengan yang terjadi pada ibu-ibu pengguna TikTok di
Kota Bengkulu. Dalam penelitian ini, ibu-ibu di Kota Bengkulu berperan sebagai
pengguna aktif aplikasi TikTok. Dengan kata lain, ibu-ibu di Kota Bengkulu
sebagai pengguna aktif aplikasi TikTok, diartikulasikan untuk menemukan
identitasnya.