ANALISIS RANTAI PASOK USAHA IKAN KERING DI KOTA BENGKULU

Kota Bengkulu memiliki potensi pada kekayaan sumberdaya laut yang besar
terutama bagi masyarakat di daerah pesisir seperti di Kelurahan Sumber Jaya dan
Kelurahan Malabero. Hasil produksi perikanan tangkap yang cukup besar membuat
sebagian masyarakat menjalankan usaha pembuatan ikan kering untuk mempertahankan
mutu dan meningkatkan nilai ekonomis, mengingat produk ikan segar yang mudah
mengalami kerusakan dan pembusukan. Usaha pembuatan ikan kering yang dilakukan ini
melibatkan nelayan sebagai pemasok bahan baku dan lembaga pemasaran sebagai
perantara yang memasrkan produk kepada konsumen. Proses pembuatan ikan kering
hingga proses distribusi ikan kering hingga sampai ke konsumen ini menimbulkan pola
rantai pasok. Penelitian ini dimaksudkan untuk: (1) Menganalisis rantai pasok (aliran
produk, aliran finansial dan aliran informasi) pada usaha ikan kering di Kota Bengkulu,
(2) Menganalisis besaran margin, farmer share dan efisiensi pemasaran ikan kering di
Kota Bengkulu, dan (3) Menganalisis tingkat elastisitas transmisi harga usaha ikan kering
di Kota Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan di Kota Bengkulu lebih tepatnya di Kelurahan Sumber
Jaya dan di Kelurahan Malabero dengan metode purposive sampling. Lokasi tersebut
dipilih berdasarkan pertimbangan hasil survey awal penelitian bahwa di Kelurahan
Sumber Jaya merupakan sentra pembuatan ikan kering dan penghasil perikanan tangkap
terbesar di Kota Bengkulu. Sedangkan Kelurahan Malabero merupakan daerah
pemasaran pedagang pengecer ikan kering paling banyak di Kota Bengkulu. Sampel pada
penelitian ini memiliki 5 kategori yaitu nelayan sebanyak 24 orang, pembuat ikan kering
sebanyak 20 orang, pedagang pengumpul sebanyak 6 orang, pedagang pengecer
sebanyak 25 orang dan konsumen sebanyak 25 orang. Data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, serta analasis data menggunakan
analisis data kuantitatif dan kualitatif dan kuantitatif.
Rantai pasok ikan kering yang ada di Kota Terdapat empat pola aliran rantai
pasok ikan kering di Kota Bengkulu yang terdiri dari aliran produk, aliran informasi dan
aliran finansial. Saluran I: nelayan – pembuat ikan kering – pedagang pengumpul –
pedagang pengecer dan konsumen. Saluran II: nelayan – pembuat ikan kering –
pedagang pengumpul – konsumen. Saluran III: nelayan – pembuat ikan kering –
pedagang pengecer – konsumen. Saluran IV: nelayan – pembuat ikan kering – konsumen.
Kemudian Total margin pemasaran, farmers share dan efisiensi pemasaran ikan kering
tawar pada aliran I sebesar Rp.13.112/Kg nilai farmers share 75 persen nilai efisiensi
pemasaran 2,94 persen (efisien), pada aliran II sebesar Rp.6.342/Kg nilai farmers share
86 persen nilai efisiensi pemasaran 1,19 persen (efisien). Pada aliran III sebesar
Rp.13.112/Kg nilai farmers share 75 persen nilai efisiensi pemasaran 1,91 persen
(efisien), aliran rantai pasok IV tidak memiliki margin pemasaran dan nilai efisiensi
pemasaran dengan nilai farmers share 100 persen (efisien). Sedangkan total margin
pemasaran dan farmers share ikan kering asin pada aliran I sebesar Rp.11.955/Kg nilai
farmers share 59 persen nilai efisiensi pemasaran 5,29 persen% (efisien), pada aliran II
sebesar Rp.3.964/Kg nilai farmers share 81 persen, nilai efisiensi pemasaran 2,68 persen
(efisien), pada aliran III sebesar Rp.11.955/Kg nilai farmers share 59 persen, nilai
efisiensi pemasaran 3.35 persen (efisien), aliran rantai IV tidak memiliki besaran margin
dan nilai efisiensi pemasaran dengan farmer share sebesar 100 persen (efisien). Adapun
transmisi harga yang diperoleh pada ikan kering tawar aliran I sebesar 1,84, aliran II
sebesar 2,51, aliran III sebesar 1,84 dan aliran IV sebesar 1,00. Sedangkan pada ikan
kering asin aliran I sebesar 0,08, aliran II sebesar 1,22, aliran III sebesar 0,08 dan aliran
IV sebesar 1,00.
Kata Kunci : Ikan Kering, Rantai Pasok, Margin Pemasaran, Farmer Share, Efisiensi
Pemasaran, Elastisitas Transmisi Harga.