PELAKSANAAN PEMBUKTIAN DAN PENUNTUTAN OLEH JAKSA SECARA DARING BERDASARKAN SEJA NO B-049/A/SUJA/30/2020 DI KEJARI BENGKULU

Pembuktian dan penuntutan merupakan merupakan bagian dari banyaknya proses
persidangan. Pembuktian adalah perbuatan membuktikan, membuktikan dengan memeriksa
terdakwa yang didasarkan alat bukti dan keterangan. Sedangkan penuntutan merupakan
menuntut seorang dengan menyerahkan berkas perkaranya untuk kemudian Hakim
memeriksa dan memutuskan perkara pidana tersebut. Datangnya pandemi Covid-19 yang
menyebar luas, menyebabkan proses persidangan menjadi tedampak pada pelaksanaannya,
termasuk dalam proses pembuktian dan penuntutan. Untuk menyikapi hal ini dikelurkanlah
Surat Edaran Jaksa Agung No B 049/A/SUJA/30/2020, kepada institusi Kejakasaan
sebagai pedoman untuk mengoptimalisasi fungsi dan tugas dalam upaya untuk tetap
bekerja sambil mencegah penyebaran Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pelaksanaan dan hambatan proses pembuktian dan penuntutan dalam
tindak pidana oleh jaksa secara daring berdasarkan seja No B -049/A/SUJA/30/2020
di Kejaksaan Negeri Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini bersifat empiris dan pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
hukum yuridis empiris. Data yang diperoleh melalui wawancara dan pengumpulan
data sekunder. Dalam analisis data ini, data disusun kemudian digolongkan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanan pembuktian dan penuntutan secara daring
memiliki kelemahan dari sisi peraturan, bahwa SEJA No B -049/A/SUJA/30/2020
tidak mengatur secara rinci mengenai jalannya persidangan secara daring, aturan
mengenai sidang secara daring lebih jelas diatur dalam PERMA No 4 tahun 2020,
persidangan secara daring terhambat oleh jaringan internet yang lemah, aparat
penegak hukum yang belum bisa memaksimalkan aplikasi dan aturan pada SEJA
yang tidak mengatur secara mendetail.
Kata kunci : Pelaksanaan, pembuktian, penuntutan, daring.