REKONSILIASI PAJAK PENGHASILAN (PPh) LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL KE LAPORAN KEUANGAN FISKAL (PT BANK BENGKULU)

Sektor perpajakan merupakan salah satu sumber penerimaan kas Negara yang
paling besar, salah satunya adalah pajak badan. Perhitungan Pajak Penghasilan badan
itu sendiri diperoleh dari laporan keuangan laba rugi yang nantinya akan melalui
koreksi fiskal. Undang-Undang mewajibkan setiap wajib pajak badan
menyelenggarakan pembukuan menurut prinsip akuntansi-akuntansi yang berlaku di
Indonesia, maka dalam rangka menghitung Penghasilan Kena Pajak untuk
kepentingan fiskal bisa mengambil laporan keuangan laba rugi akuntansi atau
komersial. Laporan keuangan komersil berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), sedangkan untuk
kepentingan fiskal, laporan keuangan disusun berdasarkan undang-undang dan
peraturan perpajakan, dengan adanya perbedaan tersebut cara yang harus di tempuh
adalah melakukan penyesuaian-penyesuaian atau rekonsiliasi terhadap laporan
keuangan laba rugi akuntansi atau komersial tersebut supaya sesuai dengan prinsip
fiskal itu sendiri dan bermanfaat atas penentuan konsep.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini menganalisa dan mengetahui
akun apa saja yang mengalami penyesuaian fiskal dalam proses rekonsiliasi
padalaporan laba rugi PT Bank Bengkulu pada tahun 2016 hingga tahun 2019. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder dan data primer, data
skunder diperoleh dari laporan keuangan komersial PT Bank Bengkulu periode tahun
2016, 2017, 2018 dan 2019. Sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan fiskus KPP Pratama Bengkulu.
Hasil penelitian menunjukan adanya penyesuaian fiskal beda tetap seperti
beban sewa rumah, rekreasi dan olahraga, beban P&P rumah bangunan direksi, beban
perayaan, beban P&P kendaraan bermotor, beban iklan dan promosi, beban
representasi, beban sumbangan dan dana sosial, sumbangan duka cita, beban tamu
pimpinan/direksi. Dan juga terdapat penyesuaian fiskal beda temporer/waktu seperti
beban imbalan, jasa produksi, tantiem dan CSR