UJI KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN BABADOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI FUNGISIDA NABATI TERHADAP PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI VARIETAS CIHERANG

Meningkatnya kebutuhan beras di Indonesia khususnya di Bengkulu tidak selaras
dengan hasil produksi padi yang ada. Salah satu penyakit penting pada tanaman padi yang
disebabkan oleh cendawan adalah Pyricularia oryzae. Alternatif pengendalian penyakit
blas yang ramah lingkungan adalah dengan penggunaan fungisida nabati yang terbuat dari
tanaman dalam bentuk ekstrak. Salah satu tanaman yang diduga memiliki zat anti
cendawan adalah babadotan (Ageratum conyzoides L.). Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan konsentrasi terbaik dari ekstrak daun babadotan untuk mengendalikan
penyakit blas pada tanaman padi varietas Ciherang.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2021 sampai bulan Maret 2022 di
Laboratorium Proteksi Tanaman dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL),
faktor tunggal yaitu dengan pemberian ekstrak bandotan yang terdiri dari : K0 : 0 ppm, K1
: 100 ppm, K2 : 200 ppm, dan K3 : 300 ppm. Setiap perlakuan diulang 5 kali dan setiap
unit percobaan terdiri dari 2 tanaman sehingga yang dibutuhkan 40 tanaman. Tahapan yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan mengawali mengisolasi cendawan Pyricularia
oryzae dari tanaman padi yang bergejala, dilanjutkan karakteristik, pembuatan ekstrak
daun babadotan uji daya hambat ekstrak daun babadotan terhadap P. oryzae, menyiapkan
media tanam, menyemai benih padi, penanaman tanaman padi, perlakuan ekstrak daun
babadotan pada tanaman padi, dan pemeliharaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak daun babadotan dengan konsentrasi yang berbeda memberikan
pengaruh dalam pertumbuhan padi dan dalam menghambat serangan penyakit blas akibat
patogen P. oryzae.
Kata Kunci : Tanaman Padi, Daun Babadotan, Ekstrak, Pyricularia oryzae