PROSES PELAYANAN SOSIAL TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN DI UPTD PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK PROVINSI BENGKULU

Anak korban kekerasan saat ini semakin banyak, tingginya data kasus yang terjadi kepada anak
akibat dari korban kekerasan harus mendapatkan perhatian dari pemerintah. Salah satu lembaga
yang bertugas memberikan bimbingan kepada anak korban kekerasan adalah UPTD Perlindungan
Perempuan dan Anak Provinsi Bengkulu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
seperti apa proses pelayanan sosial terhadap anak korban kekerasan di UPTD Perlindungan
Perempuan dan Anak Provinsi Bengkulu dan untuk mengetahui apa hambatan yang dialami dalam
proses pelayanan terhadap anak korban kekerasan di UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak
Provinsi Bengkulu . Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan observasi pengamatan langsung
ke lapangan dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap informan penelitian. Data yang
diperoleh telah diolah dalam bentuk analisis kualitatif dekriptif. Informan dalam penelitian ini
berjumlah 6 orang. Hasil penelitian menunjukkan proses pelayanan sosial yang diberikan oleh
UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Bengkulu dimulai dari tahap assesment yang
sudah berjalan dengan baik hal ini terlihat dari penanganan bagi anak korban kekerasan yang
dimulai dengan melakukan pemeriksaan, perawatan, memantau kesehatan korban sampai pada
pemulihan. Selanjutnya tahap planning, melalui rapat rutin koordinasi yang melibatkan dinas
pemerintahan daerah, anggota UPTD PPA, perwakilan dari masyarakat ada organisasi masyarakat
(Ormas), tokoh agama (Toga), tokoh masyarakat (Tomas), dunia usaha, dan pihak-pihak lain yang
terkait. Lalu tahap intervention, yaitu pemberian layanan bidang Kesehatan dan Psikologi
(kesehatan fisik dan/atau kesehatan jiwa) dirujuk ke rumah sakit dan Puskesmas yang ditunjuk,
layanan hukum akan dirujuk ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UUPA) Polres, layanan
bidang sosial dirujuk ke pedamping kerohanian sesuai agama yang dianut korban, dan selanjutnya
tahap evaluasi terhadap proses pelayanan sosial yang diberikan.