PENGARUH FINANCIAL LITERACY, RISK PERCEPTION, MATERIALISM, DAN IMPULSIVE BUYING TERHADAP PERILAKU BERUTANG MAHASISWA UNIVERSITAS BENGKULU

Manusia merupakan makhluk hidup yang tidak mungkin lepas dari
berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Untuk memperoleh kebutuhan
tersebut, manusia membutuhkan kemampuan finansial agar bisa mendapatkan
finansial yang cukup, perilaku berutang menjadi salah satu pilihan cara untuk
memenuhi kebutuhan. Utang merupakan fenomena yang dianggap paling banyak
terjadi di masyarakat (Hamid & Loke, 2020). Menurut Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), total pinjaman fintech Peer to Peer (P2P) Lending yang dilakukan
peminjam perseorangan di Indonesia tahun 2023 sebesar Rp44,62 triliun
(cnbcindonesia.com). Perilaku berutang bukan hanya terjadi di kehidupan rumah
tangga tetapi juga dialami oleh kalangan anak muda khususnya pelajar atau
mahasiswa. Survei oleh Katadata Insight Center (KIC) dan Zigi.id dalam dw.com,
menyatakan sebanyak 14% pengguna paylater merupakan generasi z dan milenial
(www.dw.com). Faktor yang dapat mempengaruhi utang tidak murni dari variabel
keuangan saja, tetapi kemungkinan terdapat variabel non-keuangan seperti
perilaku juga dapat mempengaruhinya (Azma et al., 2019). Penelitian ini
dimaksudkan untuk menguji pengaruh financial literacy, risk perception,
materialism dan compulsive buying terhadap perilaku berutang mahasiswa
Universitas Bengkulu.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui data primer yang
didapatkan dari angket yang disebar secara offline dan online. Kusioner yang
diperoleh dari penyebaran ini sebanyak 250 responden. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah metode probability sampling dengan
menggunakan teknik proportionate stratified sampling. Analisis data
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan alat SPSS 23.0 for windows.
Hasil penelitian membuktikan bahwa: 1) financial literacy berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap perilaku berutang mahasiswa S1 Universitas
Bengkulu; 2) risk perception berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku
ix
berutang mahasiswa S1 Universitas Bengkulu; 3) materialism berpengaruh positif
dan signifikan terhadap perilaku berutang mahasiswa S1 Universitas Bengkulu; 4)
impulsive buying berpengaruh positif tidak signifikan terhadap perilaku berutang
mahasiswa S1 Universitas Bengkulu.
Implikasi pada penelitian ini menyatakan bahwa financial literacy yang
baik dan tingkat risk perception yang tinggi pada mahasiswa berperan penting
dalam mengelola keuangan dan pembentukan perilaku berutang atau tidak.
materialism dan impulsive buying yang tergolong rendah pada mahasiswa
berpengaruh pada rendahnya tingkat pengambilan utang sebab tidak adanya
ketertarikan pada barang mahal dan tidak adanya pembelian secara spontanitas
akan menimbulkan penghematan sehingga tidak mudah berutang.
Adapun saran praktis dalam penelitian ini diharapkan mahasiswa untuk
terus meningkatkan literasi keuangannya dan memiliki persepsi risiko yang baik
agar tidak terjebak pada perilaku berutang. Di era banyaknya tawaran produk dan
jasa melalui media sosial dan e-commerce, mahasiswa juga harus bisa
menghindari sikap materialism dan mengendalikan diri untuk tidak mudah
berbelanja secara spontanitas (impulsive buying).
Kata Kunci: Financial Literacy, Risk Perception, Materialism, Impulsive Buying,
Perilaku Berutang, Theory of Planned Behavior .