TINJAUAN TERHADAP PELAKU PERSETUBUHAN ANAK DIBAWAH UMUR PERSPEKTIF TEORI SOCIAL BOND DI KOTA BENGKULU

Kenakalan Anak (juvenile deliquency) adalah anak yang berkonflik dengan
hukum (baik dalam arti nakal yang tidak termasuk kategori tindak pidana maupun
bagi anak yang berkonflik dengan hukum). Kenakalan anak ini juga seperti
sebuah lingkaran hitam yang tidak pernah putus, sambung menyambung dari
waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke
hari semakin rumit. Dengan adanya permasalahan mengenai kenakalan anak,
penelitian ini mengkhususkan objek penelitian mengenai kenakalan anak yaitu
anak yang melakukan persetubuhan dibawah umur di Kota Bengkulu, maka jenis
penelitian ini menggunakan pendekatan hukum empiris yang bersifat deskriptif.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk lebih mengetahui sebab-sebab anak dibawah
umur sampai melakukan tindak kenakalan persetubuhan yang seharusnya hal itu
tidak boleh dilakukan oleh anak-anak yang belum dewasa dan menikah dengan
menggunakan perspektif teori Social Bond. Adapun hasil akhir dari penelitian ini
menunjukan bahwa anak-anak yang melakukan perbuatan kenakalan persetubuhan
dibawah umur dikarenakan tidak adanya keterikatan dengan orang tua maupun
guru di sekolah (keterikatan Attachment), tidak adanya keterikatan dengan
organisasi yang ada disekolah maupun diluar sekolah yang dapat memberikan
dampak positif bagi anak-anak (Commitment dan Involvement), dan tidak adanya
keterikatan dengan nilai agama yang tertanam didalam diri mereka sehingga
mereka dengan mudahnya melakukan perbuatan yang sangat melanggar norma�norma (keterikatan Belief).
Kata Kunci : Kenakalan Anak dan Persetubuhan Dibawah Umur