PENGARUH DERAJAT KETERBUKAAN IMPOR, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP TINGKAT INFLASI DI INDONESIA

Pada umumnya inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa secara terus
menerus. Mempertahankan tingkat inflasi yang rendah dan stabil telah menjadi
salah satu tantangan dalam pengelolaan ekonomi makro di banyak negara, salah
satunya pada negara berkembang, yaitu Indonesia. Inflasi mendapat perhatian
khusus pada perekonomian Indonesia. Kerap kali terjadinya kondisi ekonomi yang
tidak efisien pada masyarakat, seringkali dikaitkan dengan inflasi. Inflasi yang
stabil akan membantu untuk mendongkrak perekonomian pada suatu negara.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh derajat keterbukaan
impor, tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar terhadap tingkat inflasi di
Indonesia periode 1990-2022.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data runtut
waktu (time series) yang digunakan meliputi tingkat inflasi, derajat keterbukaan
impor, suku bunga, dan jumlah uang beredar. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik ECM (Error Correction Model).
Untuk menganalisis hubungan antar variabel, pengolahan data dilakukan
dengan bantuan program E-Views 12. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek antara variabel derajat
keterbukaan impor, tingkat suku bunga (BI Rate), dan jumlah uang beredar
terhadap variabel inflasi.
Pada jangka panjang variabel derajat keterbukaan impor, tingkat suku bunga
dan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat inflasi
di Indonesia. Pada jangka pendek variabel derajat keterbukaan impor berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat inflasi di Indonesia, sedangkan variabel
tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat inflasi di Indonesia.