AKTIVITAS HARIAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis RAFFLES, 1821) DI KAWASAN GUNUNG MERU KOTA PADANG SUMATERA BARAT

Indonesia merupakan negara di Kawasan Asia dengan jumlah non-human primate
terbesar yaitu 58-59 spesies. Salah satu jenis primata yang mudah ditemukan di Indonesia
adalah Macaca fascicularis atau monyet ekor panjang yang juga merupakan anggota dari
famili Cercopithecidae. Macaca fascicularis hidup berkelompok dengan sistem hierarki dan
kasta sosial laki-laki alfa memimpin kelompok mereka. Monyet ekor panjang memiliki
kebiasaan-kebiasaan dalam aktivitas sehari-harinya. Aktivitas harian monyet ekor panjang
biasanya beristirahat (resting), makan (feeding), dan merawat diri (grooming).
Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu ±2 bulan, yang di mulai dari bulan
Oktober 2022 sampai dengan November 2022 di Kawasan Gunung Meru Kota Padang
Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan aktivitas harian monyet ekor
panjang, meliputi aktivitas makan, bergerak, istirahat, lokomosi, grooming serta sosial di
Kawasan Gunung Meru. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis yaitu
kontribusi ilmiah dalam hal teori dan fakta dan secara praktis yaitu memberikan informasi
sebagai dasar dalam mengambil tindakan konservasi di Kawasan Gunung Meru.
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan aktivitas menggunakan metode scan
animal sampling. Metode scan sampling merupakan metode sampling yang digunakan untuk
menghitung aktivitas individu dalam suatu populasi yang dilakukan berdasarkan interval
waktu tertentu yang dilakukan. Pengamatan dilakukan mulai dari pukul 08.00 hingga pukul
15.00 WIB. Waktu pengamatan dibagi atas tiga periode yaitu pagi hari (08.00-10.00 WIB)
siang hari (10.00-14.00 WIB) dan sore hari (14.00-15.00 WIB) pengamatan aktivitas selama
180 menit dengan interval waktu 5 menit.
Aktivitas harian Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis Raffles, 1821) di
Kawasan Gunung Meru Kota Padang Sumatera Barat ini tertinggi pada aktivitas makan
dengan persentase 24% kemudian istirahat dengan 19%, Serta bergerak dengan 18%,
sedangkan grooming dengan 17%, kemudian Lokomosi dengan 16% kemudian kawin 4%,
dan bermain 9%.
(Program Studi Kehutanan, Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu)