MARHABAH PADA SUKU SEMENDE SEBAGAI DOKUMEN WARISAN BUDAYA TAK BENDA DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses Marhabah dalam
akikah dan untuk mendeskripsikan nilai sosial dalam Marhabah pada suku
Semende sebagai Dokumen Warisan Budaya Tak Benda di Kabupaten Bengkulu
Utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan
pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah Marhabah merupakan
suatu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran sang anak, yang biasa
dilakukan ketika anak berusia 7 hari atau paling lambat ketika anak berusia 40 hari.
Marhabah biasanya dilakukan bersamaan dengan akikah dan cukur rambut, sebagai
perayaan bahwa telah lahir anggota keluarga baru. Marhabah merupakan bagian
Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dikarenakan Marhabah ini termasuk tradisi
yang hidup dalam masyarakat. Kegiatan awal sebelum melaksanakan Marhabah
yaitu mulai dari pemberian nama bayi, menyembelih kambing untuk akikah,
masak-masak hingga pesiapan lainnya. Acara inti Marhabah biasanya dilakukan
pada malam hari, yang dimulai dari pembukaan diisi dengan pembacaan ayat suci
Al-quran, penyampaian kata sambutan, pembacaan takhtim, dan Marhabahan
bersamaan dengan cukur rambut bayi. Yang terakhir yaitu penutup yang diisi
dengan doa dan makan bersama. Dalam Marhabah nilai sosial yang terkandung
yaitu berupa sikap tolong menolong, menjalin tali silahturahmi, berbagi,
kebahagiaan, kegembiraan, saling menghormati, dan rasa syukur.
Kata Kunci : Marhabah, Pranata Sosial, Warisan Budaya Tak Benda