Pernanda, Soni and Yazid, Ismi Intara and Bosman, Sidebang (2023) KAJIAN PENGGUNAAN KIPAS PENDORONG PANAS DAN KIPAS TURBIN VENTILATOR TERHADAP PERGERAKAN SEBARAN SUHU DALAM RUANG RAK PENGERING. Other thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
E1G019060_SONIPERNANDA - Naila Putri.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan sumber bahan makanan kedua di Indonesia
setelah padi. Ubi kayu mempunyai kelemahan, antara lain menempati ruang yang besar dan
memiliki kandungan air yang tinggi (40-70%) sehingga mudah rusak/tidak tahan simpan.
Pengeringan merupakan suatu proses untuk memisahkan air dari bahan basah dengan
introduksi panas. Proses ini digunakan dalam industri pangan dan obat untuk memurnikan
produk, mengawetkan, serta menghemat biaya transportasi yang memiliki kandungan air di
bawah 12% supaya tahan lama disimpan. Cabinet dryer merupakan alat pengering yang
menggunakan udara panas dalam ruang tertutup (chamber). Panas yang dihasilkan dari
pembakaran tersebut diarahkan kedalam rak pengering cabinet dryer dengan penggunaan
alat berupa blower. Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk meningkatkan
tekanan udara dengan cara menyedot atau menghembuskan udara. Turbin ventilator
menggunakan energi angin sebagai penggerak turbin ventilasi. Turbin ventilator digunakan
sebagai ventilasi pertukaran udara panas didalam ruang rak cabinet pengering dengan udara
luar alat pengering. Energi angin yang berhembus pada sudu turbin ventilator akan
menghasilkan drag force dan menyebabkan turbin ventilator berputar.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian kajian kipas pendorong panas
dan turbin ventilator bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa singkong dengan
perbedaan jumlah tumpukan. Terdapat perbedaan suhu panas pada rak alat pengering,
selanjutnya perhitungan moisture content yang sejalan dengan bertambahnya moisture ratio
yang berkurang. Terakhir kontur suhu yang tertinggi pada rak bagian atas dan terendah
bagian bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil suhu Moisture Content
sampel pada ruang pengering tipe rak cabinet dryer. Penelitian ini juga berguna untuk
mendapatkan kontur sebaran suhu dalam ruang pengering saat proses pengeringan.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
rancangan teknis fungsional dan deskriptif, yaitu desain untuk mendapatkan fungsi
pengeringan serta melihat secara deskripsi efektifitas kinerja alat pada proses aliran udara
panas dalam sistem pengering dengan menggunakan instrumen pengukuran. Sampel bahan
yang digunakan terdiri dari irisan singkong 2 mm dengan berbagai uji tumpukan yaitu 1 cm,
2 cm dan 3 cm. Proses pengeringan juga dilakukan perbandingan dengan pengeringan
matahari (Konvensional) dengan alat pengering cabinet dryer. Proses pengambilan data
kadar air dan suhu dilakukan setiap 20 menit sekali selama 6 jam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan sampel 2 mm dengan berbagai uji
tumpukan pada singkong sangat mempengaruhi proses pengeringan sehingga disimpulkan
bahwa metode penggunaan tidak cocok pada pengeringan singkong semakin lama waktu
pengeringan semakin menurun kadar air yang didapatkan. Suhu tertinggi di ruang pengering
adalah 61,73°C dan terendah adalah 42,79°C. Pengeringan irisan singkong setebal 1 cm (K1)
dengan menggunakan cabinet dryer menghasilkan kadar air akhir sebesar 24,26% sedangkan
dengan menggunakan sinar matahari diperoleh kadar air sebesar 24,58%. Penurunan kadar
air pada sampel K1 dengan metode cabinet dryer menghasilkan MR awal sebesar 0,87% dan
MR akhir sebesar 0,05%. Sampel K2 (2 cm) diperoleh MR awal 0,060% dan MR akhir
0,14%. Sampel K3 (3 cm) diperoleh MR awal 0,94% dan MR akhir 0,24%. Pengeringan
sinar matahari menghasilkan MR akhir sebesar 0,36% (K1), 0,21% (K2) dan 0,24% (K3).
Perbedaan suhu pada setiap rak pengering disebabkan oleh adanya kipas panas dan
penempatan bahan sampel. Kontur distribusi suhu 20 menit pertama pada rak 1 berkisar
antara 42,79°C hingga 51,28°C. Kontur sebaran suhu selama 20 menit pertama pada rak 2
berkisar antara 46,86°C hingga 57,5°C. Kontur sebaran suhu selama 20 menit pertama pada
rak 3 berkisar antara 47,03°C hingga 61,73°C dan pada rak 4 berkisar antara 45,46°C hingga
56,87°C. Kontur suhu setelah 4 jam 40 menit diperoleh suhu terendah 48,4°C di sudut kanan
atas pada rak pengering 1 dan suhu tertinggi 62,8°C pada rak pengering 2. Distribusi kontur
setelah 6 jam 40 menit mengalami turbulensi dengan temperatur rangka besi suhu terendah
37°C pada rak 1, dan temperatur tertinggi 81,3°C pada rak 3.
Kata kunci : Distribusi Panas, Kabinet Pengering, Kadar Air, Kontur, Rasio Kelembaban
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Industrial Technology of Agriculture |
Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
Date Deposited: | 16 Jun 2025 02:36 |
Last Modified: | 16 Jun 2025 04:18 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/23650 |