PENGARUH VOLATILITAS LABA, PERATAAN LABA, DAN PERSISTENSI LABA TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris bagaimana
pengaruh adanya volatilitas laba, perataan laba, dan persistensi laba terhadap
kualitas laba, dan memberikan bukti secara empiris bahwa kepemilikan
institusional memoderasi pengaruh volatilitas laba, perataan laba dan persistensi
laba terhadap kualitas laba. Dalam penelitian ini volatilias laba diukur dengan
menggunakan VOLT, perataan laba diukur dengan indeks eckel dan persistensi laba
diukur dengan melihat nilai koefisien β ROA setelah regresi yang dikembangkan
oleh Richardson. Selanjutnya untuk kualitas laba diukur dengan menghitung arus
kas operasi dibagi dengan laba bersih perusahaan dan kepemilikan institusional
diukur dengan membandingkan jumlah saham yang dipegang investor intitusional
dengan total saham beredar perusahaan.
Penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi linier berganda dan
analisis regresi moderasi dengan program SPSS versi 22. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020-2022. Dengan
menggunakan metode purposive sampling, jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 12 perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa volatilitas laba dan persistensi
laba terbukti tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, sedangkan perataan laba
terbukti berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. Hasil penelitian selanjutnya
untuk kepemilikan institusional tidak memoderasi baik memperkuat atau
memperlemah pengaruh volatilitas laba dan perataan laba terhadap kualitas laba.
Sedangkan untuk persistensi laba, kepemilikan institusional memoderasi dengan
cara memperlemah pengaruh persistensi laba terhadap kualitas laba.
Implikasi penelitian ini adalah memberikan informasi teoritis mengenai
teori agensi yang menyatakan bahwa terdapat konflik kepentingan antara principal
(pemilik) dan agent (manajer), di mana manajer dapat bertindak tidak sejalan
dengan kepentingan pemilik untuk memaksimalkan kepentingan pribadi mereka.
Perataan laba berdampak negatif pada kualitas laba karena mendistorsi kinerja
keuangan perusahaan yang sebenarnya. Ketika manajer terlibat dalam perataan
xi
laba, mereka tidak melaporkan laba perusahaan secara akurat. Dalam teori agensi,
perataan laba dianggap sebagai praktik yang merugikan kualitas laba karena dapat
menutupi kinerja sebenarnya dari perusahaan, mengaburkan informasi yang relevan
bagi pemegang saham, dan mempengaruhi keputusan investasi. Konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham membuat praktik ini lebih
berisiko, karena manajer yang mengejar kepentingan pribadi dapat memanipulasi
laba untuk keuntungan mereka sendiri, yang pada akhirnya merugikan pemegang
saham dan mengurangi transparansi serta keandalan laporan keuangan. Bagi
praktisi yaitu investor dan calon investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan oleh investor dan calon investor dalam membuat keputusan investasi
serta untuk manajemen perusahaan penelitian dapat membantu manajemen
perusahaan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu, banyaknya tahun perusahaan dalam
periode pengamatan pada penelitian (2020-2022) melalui masa pandemic covid-19
sehingga pada periode pandemic covid-19 ini menyebabkan adanya fluktuasi laba
perusahaan yang cukup bervariasi. Selain itu masih terdapat tidak bebas uji
heterokedastisitas pada beberapa variabel untuk uji heterokedastisitas pada uji
regresi linear berganda dan regresi moderasi.
Kata kunci: Volatilitas Laba, Perataan Laba, Persistensi laba, Kualitas Laba,
dan Kepemilikan Institusional.