SURVEI DAN DETEKSI Banana Bunchy Top Virus PADA PISANG (Musa sp.) DENGAN METODE PCR DI BENGKULU SELATAN

Pratanti, Dwini Prasela and Mimi, Sutrawati and Tunjung, Pamekas (2025) SURVEI DAN DETEKSI Banana Bunchy Top Virus PADA PISANG (Musa sp.) DENGAN METODE PCR DI BENGKULU SELATAN. Other thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
DRAF SKRIPSI DWINI FIX1 (3) - Dwini Prasela Pratanti.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Pisang (Musa sp.) adalah tanaman monokotil besar yang tidak bercabang, mempunyai
daun lebar dan buahnya banyak diminati karena kandungan gizi tinggi dan harganya terjangkau.
Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu kendala dalam produksi pisang. Produksi
pisang dapat terhambat karena penyakit kerdil pada tanaman pisang yang berpotensi
menyebabkan kehilangan hasil hingga 100%. Penyebab penyakit kerdil pisang adalah Banana
Bunchy Top Virus (BBTV). BBTV pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 1978 dan menyebar
di berbagai daerah termasuk Bengkulu dilaporkan pada 2022. Patogen ini ditularkan oleh kutu
daun (Pentalonia nigronervosa) yang menghisap cairan floem tanaman dan menular luas ke
tanaman pisang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sebaran dan deteksi
penyakit kerdil pisang Banana Bunchy Top Virus (BBTV) serta sebaran vektor P. nigronervosa
di Bengkulu Selatan. Penelitian ini berlangsung dari Maret hingga Agustus 2024, diawali dengan
survei lapangan di 5 kecamatan (Kedurang, Kedurang Ilir, Pino Raya, Kota Manna, dan Seginim)
yang mewakili Kabupaten Bengkulu Selatan, dengan pengambilan 25 sampel. Pengamatan
meliputi gejala, insidensi, keparahan penyakit, serta keberadaan vektor, kemudian dilanjutkan
dengan deteksi BBTV pada sampel daun menggunakan metode Polymerase Chain Reaction
(PCR) dengan primer spesifik BBTV CP1R/CP1F yang menargetkan amplikon ±1083 bp.
Insidensi penyakit kerdil pisang di Bengkulu Selatan berkisar antara 22,44%-31,73%, sedangkan
keparahan penyakit berada pada rentang 11,90%-20,50%. Kecamatan Seginim memiliki tingkat
insidensi dan keparahan tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Vektor Pentalonia
nigronervosa ditemukan di Desa Babatan Ulu, Kecamatan Seginim 33 ekor dan di Desa Suka
Raja, Kecamatan Kedurang Ilir 2 ekor.
Kata Kunci:BBTV, Insidensi, Keparahan, Pentalonia Nigronervosa, Polymerase Chain Reaction
(Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Plant Protection
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 22 Sep 2025 02:14
Last Modified: 22 Sep 2025 02:14
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/25511

Actions (login required)

View Item
View Item