PENGARUH KENAIKAN MUKA AIR AKIBAT DEBIT PUNCAK TERHADAP STABILITAS LERENG JEMBATAN SUNGAI AIR TERUSAN DI KAB. KAUR

Sungai secara alamiah menampung air hujan serta mengalirkannya ke laut atau
ke danau, bila intensitas hujan bertambah sungai tersebut bisa saja tidak
sanggup menampung volume air yang memuncak hingga menyebabkan banjir.
Muka air yang meluap juga dapat berdampak pada lereng yang ada di
sekitarnya, maka uji kestabilan lereng serta keamanannya perlu dilakuakan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui debit banjir rancangan dan kondisi
kapasitas sungai terhadap Q25 serta faktor keamanan lereng di areanya.
Penelitian ini menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu
dan Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) ITB-1 untuk mengetahui prediksi debit
banjir. Penlitian ini menggunakan metode elemen hingga untuk mengetahui
prediksi faktor keamanan lereng. Hasil perhitungan debit dengan metode HSS
Nakayasu pada periode ulang 2 tahun yaitu 404,23 m3
/s, periode ulang 5 tahun
373,50 m3
/s, periode ulang 10 tahun 324,14 m3
/s, periode ulang 25 tahun
299,55 m3
/s, periode ulang 50 tahun 265,10 m3
/s dan periode ulang 100 tahun
211,33 m3
/s. Hasil perhitungan dengan metode Hidrograf Satuan Sintetis (HSS)
ITB-1 pada periode ulang 2 tahun yaitu 439,71 m3
/s, periode ulang 5 tahun
660,04 m3
/s, periode ulang 10 tahun 787,35 m3
/s, periode ulang 25 tahun
1059,83 m3
/s, periode ulang 50 tahun 1174,12 m3
/s dan periode ulang 100 tahun
1327,67 m3
/s. Berdasarkan running HEC-RAS menggunakan Q25 metode
nakayasu terjadi limpasan di titik STA 2000 yaitu setinggi 5,99 m. Hasil
perhitungan analisis stabilitas lereng faktor keamanannya senilai 2,43 sehingga
dapat dikategorikan dalam kondisi lereng kritis dan kemantapan lereng
diragukan.
Kata kunci: Debit puncak, HSS Nakayasu, HSS ITB-1, Faktor Aman