GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU

Presentase GGK di Indonesia sangat tinggi, berdasarkan data Riskesdas tahun 2018,
dengan angka 3,8% (713.783 jiwa) (Mohammed et al., 2022). Kasus gagal ginjal
kronik juga terjadi di Provinsi Bengkulu, dari hasil survei awal yang dilakukan pada
januari 2025 prevelensi penderita GGK di RSUD DR M. Yunus sebanyak 120
pasien yang menjalani terapi hemodialisa. Beberapa faktor yang memengaruhi
kualitas hidup pasien hemodialisis antara lain keluhan kelelahan, gangguan tidur,
dan ketidaknyamanan fisik. Keluhan yang paling sering disampaikan mencakup
kelelahan bekerpanjangan, keterbatasan dalam melakukanaktivitas sehari-hari,
serta kecemasan terhadap kondisi kesehatan dimasa datang. Untuk mengetahui
gambaran kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis (GGK) yang menjalani
hemodialisa di rumah sakit Dr. M.Yunus Bengkulu. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Purposive Sampling, dengan jumlah 48 responden. Alat ukur yang digunakan
adalah kuesioner Kidney Desease Quality of Life. Hasil penelitian menunjukan
Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 27 orang
56,3%, 45,8% berusia 46-60 tahun, 91,7% memiliki kualitas hidup yang baik.
Seorang pasien gagal ginjal kronik cenderung memiliki kualitas hidup yang baik
karena mereka sudah difase menerima kondisi dan terapi hemodialisa serta
mendapatkan dukungan dan motivasi dari keluarga. Hasil penelitian ini juga dapat
menjadi untuk memeberikan intervensi dalam meningkatkan kualitas hidup
seseorang.
Kata Kunci: Kualitas Hidup, Gagal ginjal kronik, Hemodialisa