KESENJANGAN DESAIN DAN PRAKTIK RUANG ASPIRASI DI KANTOR DPD PERWAKILAN BENGKULU

Ruang aspirasi di kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memiliki peran penting
dalam menjembatani aspirasi masyarakat dengan pengambilan keputusan di tingkat
nasional. Namun, di DPD Perwakilan Bengkulu, terdapat kesenjangan antara desain
ideal ruang aspirasi dengan praktik aktualnya. Untuk mengidentifikasi kesenjangan
tersebut peneliti menggunakan teori Stephen Kemmis (2014), yang
mengidentifikasi tiga aspek utama yang menjadi karakteristik ruang publik yang
efektif, yakni: Intersubjektivitas, Komunikasi tanpa dominasi, dan Solidaritas sosial
dengan metode penelitian Kualitatif deskriptif. Dalam rangka memperkuat temuan
dan argumentasi peneliti telah melakukan pengumpulan data dengan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan
kesenjangan antara desain ideal dan praktik ruang aspirasi disebabkan oleh
ketiadaan struktur formal yang jelas menimbulkan tantangan dalam hal konsistensi
penanganan aspirasi dan pemantauan tindak lanjutnya, terdapat keterbatasan
jangkauan terhadap kelompok marginal dan ketidakseimbangan pengaruh dalam

proses pengambilan keputusan, serta praktik ruang aspirasi masih bersifat formal-
institusional di banding pemberdayaan masyarakat untuk aksi kolektif sebagaimana yang telah di idealkan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
upaya mengurangi kesenjangan antara desain ideal dan praktik ruang aspirasi di
DPD Perwakilan Bengkulu dan lembaga perwakilan lainnya.
Kata kunci: Ruang Aspirasi, Partisipasi Publik, Desain Institusional,
Efektivitas Kelembagaan