PENYESUAIAN DIRI PENYANDANG DISABILITAS DI DUNIA KERJA (Studi Kasus Pekerja Disabilitas Tunarungu dan Tunawicara di Hotel Mercure Kota Bengkulu)

Penyandang disabilitas menghadapi berbagai tantangan dalam menyesuaikan diri
di dunia kerja, termasuk hambatan komunikasi, penerimaan sosial, dan pemenuhan
standar kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyesuaian diri pekerja
disabilitas di Hotel Mercure Kota Bengkulu melalui lima aspek utama: pengakuan
(recognition), partisipasi (participation), persetujuan sosial (social approval),
altruism (altruism), dan kesesuaian (conformity). Metode penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan data yang dikumpulkan melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan
teknik purposive sampling diperoleh 8 informan yang terdiri dari 4 pekerja
penyandang disabilitas tunarungu dan tunawicara yang bekerja sebagai staf
Employee Dining Room (EDR), serta 4 informan pendukung non-disabilitas yang
bekerja sebagai chef hotel dan staf EDR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pekerja penyandang disabilitas mampu menunjukkan penyesuaian diri yang baik
pada kelima aspek. Mereka menghormati perbedaan di tempat kerja (pengakuan),
aktif dalam menjalin relasi sosial (partisipasi), memberikan dukungan kepada rekan
kerja (persetujuan sosial), menunjukkan semangat kerja sama (altruisme), dan
menaati peraturan serta SOP yang berlaku (kesesuaian/conformity). Dukungan dari
lingkungan kerja yang inklusif menjadi faktor penting dalam keberhasilan tersebut.
Kesimpulannya, meskipun menghadapi keterbatasan, pekerja penyandang
disabilitas di Hotel Mercure berhasil menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan
kerja. Penelitian ini merekomendasikan penguatan pelatihan komunikasi dan
pengembangan fasilitas kerja yang inklusif untuk mendukung keberlanjutan