“Analisa Pengaruh Pengerjaan Kering Dan Basah Terhadap Tingkat Keausan Pahat HSS Endmill Dan Kekasaran Permukaan Pada Baja St 37”

Proses pemesinan milling merupakan proses pengurangan material dari benda
kerja untuk membentuk suatu produk dengan cara memutarkan pahat milling yang
dipasang pada spindel, sehingga setiap flute melakukan proses pemakanan dengan
menggerakkan benda kerja melalui meja yang dapat bergerak baik secara vertical
maupun horizontal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keausan pahat
endmill terhadap kekasaran permukaan dan waktu pemesinan untuk pengerjaan kering
menggunakan udara langsung dan pengerjaan basah menggunakan dromus oil dengan
material yang digunakan yaitu baja St 37. Pada penelitian ini menggunakan universal
milling machine X6328b + 3adro dengan menggunakan pahat HSS endmill untuk
melakukan proses pemesinan baja St 37. Untuk mengetahui nilai keausan pahat
menggunkaan microscope USB digital yang selanjutnya dilakukan analisa
menggunakan software inventor. Nilai kekasaran permukaan diperoleh dengan
menggunakan surface roughness tester tipe TR200. Untuk nilai batas keausan pahat
maksimal yang telah ditentukan yaitu 0,3 – 0,8 mm. Pada proses pemesinan yang
dilakukan dengan media pendingin kering atau udara dilakukan 25 kali proses dengan
waktu pemesinan secara teoritis 44 menit 30 detik. Nilai keausan pahat terbesar terletak
pada flute 1 dengan nilai 0,82 mm dengan nilai kekasaran permukaan terendah 1,477
µm dan tertinggi 1,845 µm. Sedangkan untuk media pendingin basah atau dromus oil
53 kali proses dengan waktu pemesinan secara teoritis 94 menit 20 detik 400 milidetik
dan. Nilai keausan pahat terbesar terletak pada flute 3 dengan nilai 0,8 mm, dengan
nilai kekasaran permukaan terendah 1,294 µm dan tertinggi 1,948 µm.
Kata kunci: mesin milling, microscope USB digital, pahat HSS endmill, baja St 37,
surface roughness tester