STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KOPI BUBUK “KOPI KITE” MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT DI KOTA BENGKULU

Kopi merupakan salah satu minuman yang banyak digemari oleh masyarakat karena
kopi telah dikonsumsi dari generasi ke generasi. Penikmat kopi biasanya minum kopi 3-4
cangkir setiap hari. Hal ini menyebabkan seseorang dapat ketergantungan minuman kopi.
Ketergantungan tersebut disebabkan oleh kandungan kafein dalam kopi. Coffea adalah
tanaman berbentuk pohon yang beberapa di antaranya menjadi bahan dasar pembuatan min
uman penyegar kopi. Kopi merupakan hasil pertanian yang diperdagangka secara luas dan
menjadi komoditas yang paling penting setelah minyak bumi.
Peluang untuk mengembangkan kopi sebagai penggerak perekonomian daerah
sebenarnya sangat besar, khususnya bagi daerah-daerah sentra produksi kopi. Konsumen
kopi bahkan sudah merambat ke kalangan masyarakat muda yang menganggap bahwa
budaya minum kopi bukan hanya sekedar tuntutan selera, melainkan sudah menjadi bagian
dari gaya hidup. Usaha Kopi Bubuk “Kopi Kite” merupakan salah satu usaha yang berskala
rumah tangga yang mengolah hasil pertanian yaitu kopi yang berlokasi di di Jl. Padang
Kemiling, Kel. Pekan Sabtu, Kec. Selebar, Kota Bengkulu. Usaha Kopi Bubuk “Kopi Kite”
ini dikelola oleh Bapak M Afrizal Salem Lonan selaku pemilik usaha yang mana lokasi
usahanya bisa dibilang cukup strategis yaitu terletak di dekat bandara Fatmawati Soekarno
Putri di pinggir jalan linta Kota Bengkulu menuju ke Bengkulu Selatan. Kopi kite sendiri
diambil dari bahasa daerah Rejang yang artinya kopi kita. Usaha Bapak M Afrizal Salem
Lonan ini berdiri sejak tahun 2015 menjual kopi bubuk dengan jenis kopi yaitu Robusta.
Usaha Kopi bubuk “Kopi Kite” sangat memperhatikan kualitas kopi yang baik karena
memiliki ciri khas dari segi kopi yang digunakan yaitu kopi petik merah, sehingga kopi
tersebut memiliki ciri khas dengan cita rasa dan aroma yang lebih enak dan harum.
Harga yang ditetapkan Bapak M Afrizal Salem Lonan untuk kopi bubuk “Kopi Kite”
Rp. 38.000,00 per 250 gram dan Rp. 150.000.00 per 1kg. Kegiatan pemasaran yang
dilakukan pada usaha kopi bubuk “Kopi Kite” ini adalah dengan menjual langsung di lokasi
usaha “Kopi Kite” dan melakukan kemitraan melalui kerjasama dengan warung – warung di
sekitaran wilayah Kota Bengkulu. Promosi yang dilakukan pada usaha kopi bubuk “Kopi
Kite” ini masih sederhana yaitu dari mulut ke mulut dan menggunakan media sosial yaitu
Facebook,Telegram dan Instagram. Keuntungan yang didapat ± Rp. 19.500.000,00 /bulan.
Saat ini “Kopi Kite” memiliki tenaga kerja 2 orang yang tidak tetap dengan upah perbulan
perbulan Rp. 1.200.000,- /orang.
(Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Bengkulu).