ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS PENANGKAPAN GUBERNUR BENGKULU ROHIDIN MERSYAH OLEH KPK JELANG PILKADA 2024 (Studi pada Bengkuluekspress.com dan TribunBengkulu.com edisi 23 November-07 Desember 2024)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media daring lokal membingkai
pemberitaan mengenai kasus penangkapan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) tahun 2024. Pemberitaan tentang kasus ini menjadi penting untuk dianalisis
karena terjadi dalam momentum politik yang sensitif, di mana Rohidin Mersyah
merupakan calon petahana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, yang membagi
struktur teks berita ke dalam empat unit analisis: sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi dan observasi arsip
pemberitaan media daring. Sumber data dalam penelitian ini adalah enam berita dari
media Bengkuluekspress.com dan TribunBengkulu.com yang dipublikasikan dalam
rentang 23 November hingga 7 Desember 2024. Teknik penentuan data dilakukan secara
purposive sampling, yaitu dengan memilih berita yang secara langsung membahas
penangkapan Gubernur Bengkulu dan memiliki variasi dalam sudut pandang atau narasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bengkuluekspress.com cenderung memihak kepada
tersangka, dalam hal ini Gubernur Rohidin Mersyah. Sementara itu, TribunBengkulu.com
membingkai peristiwa secara lebih emosional dan dramatik, dengan menonjolkan sisi
konflik dan ketegangan. Perbedaan framing ini memperlihatkan bahwa media memiliki
peran penting dalam membentuk persepsi publik terhadap peristiwa politik, terutama
menjelang Pilkada.
Kata Kunci: Framing, Media Online, Pilkada, Gubernur Rohidin Mersyah, KPK.