“PENGARUH UKURAN BUTIR PASIR DAN JENIS PASIR CETAK TERHADAP KUALITAS PRODUK PENGECORAN ALUMINIUM”

Proses pengecoran adalah proses produksi diawali peleburan bahan baku, penuangan
logam cair kedalam cetakan, pembekuan logam, pembongkaran dan finishing. Pada
proses pengecoran logam ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti proses
pembuatan pola, proses pembuatan cetakan, proses peleburan, proses penuangan,
proses pendinginan dan proses pembongkaran[1]. Pada penelitian ini dilakukan proses
pengecoran menggunakan cetakan non permanen (sekali pakai) dengan varias pasir
gunung, pasir pantai, pasir sungai dan besar butir 30 µm, 50 µm dan 80 µm di setiap
jenis pasir cetak. Produk yang dihasilkan dari proses pengecoran logam pada
penelitian ini berupa pulley dan poros. Setelah proses pengecoran logam menjadi
produk dilakukan proses pengukuran kualitas geometri pada hasil pengecoran yaitu
kekasaran permukaan, dimensi dan pengamatan cacat secara visual. Hasil
pengukuran kekasaran permukaan terendah (halus) didapat pada produk pulley variasi
pasir pantai besar butir 50 µm dengan nilai 1,24 µm, hasil pengukuran kekasaran
permukaan tertinggi (kasar) didapat pada produk poros variasi pasir gunung besar
butir 30 µm dengan nilai 21,02 µm. Kualitas produk yang baik dari segi dimensi
produk pulley didapat pada variasi jenis pasir pantai dengan besar butir 50 µm, poros
didapat pada variasi pasir gunung dengan besar butir 30 µm. Cacat rongga udara
terjadi pada variasi jenis pasir pantai 50 µm, penyusutan terjadi pada variasi jenis
pasir sungai 30 µm, cacat titik ( kekosongan) terjadi pada variasi jenis pasir sungai 30
µm dan pasir gunung 30 µm dan cacat permukaan terjadi pada variasi jenis pasir
sungai 50 µm.
Kata Kunci : Pengecoran, pasir cetak, kekasaran permukaan, dimensi, cacat.