DEGRADASI MUTU AKIBAT BENTURAN MEKANIK PADA PISANG BARANGAN MERAH (Musa Acuminata Colla) DENGAN VARIASI ENERGI BENTURAN DAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH

Pisang adalah salah satu produk holtikultura yang sering digunakan sebagai buah
konsumsi harian di Indonesia baik berupa bentuk pisang segar (fresh) maupun berupa
produk olahan. Banyak tanaman pisang di Indonesia yang telah dibudidayakan oleh
masyarakat, salah satu tanaman pisang yang memiliki potensi yang tinggi dan berpeluang
untuk dikembangkan adalah pisang barangan (Musa acuminata Colla). Pisang barangan
merah memiliki daging buah berwarna kuning kemerah-merahan, aroma yang lebih harum,
serta rasa yang lebih manis dari pada jenis pisang lainnya. Perubahan kualitas atau
penurunan mutu selama proses penyimpanan akan mempengaruhi umur simpan.
Penurunan mutu pisang dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor fisiologis, patologis atau
lingkungan dan mekanis. Kerusakan mekanis pada buah dan sayuran segar paling sering
diakibatkan oleh getaran dan benturan yang diterima oleh produk. Energi benturan
berperan dalam kerusakan mekanis terutama memar pada buah. Memar adalah gejala
kerusakan buah karena getaran dan guncangan selama transportasi. Gesekan antar buah
dan dinding kemasan juga dapat menyebabkan kerusakan. Memar akan segera diikuti
dengan pembusukan, yang menyebabkan buah tidak layak dipasarkan. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan degradasi mutu fisik dan kimia pisang barangan merah serta
menentukan umur simpan pisang barangan merah dengan berbagai tingkat kematangan
yang masih layak konsumsi setelah dibenturkan dengan energi benturan yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor
perlakuan. Faktor perlakuan pertama yaitu variasi energi benturan (E), dengan ketinggian
10 cm (E1), ketinggian 20 cm (E2), ketinggian 30 cm (E3) dan ketinggian 40 cm (E4).
Faktor kedua yaitu tingkat kematangan buah pada pisang (P), dengan kematangan tingkat 1
(P1), kematangan tingkat 2 (P2), kematangan tingkat 3 (P3), kematangan tingkat 4 (P4)
dan kematangan tingkat 5 (P5).
Hasil penelitian menunjukkan, perbedaan energi benturan dan tingkat kematangan
berpengaruh nyata terhadap mutu fisik pisang barangan merah. Semakin tinggi energi
benturan, semakin besar luas dan volume memar yang dihasilkan. Peningkatan susut bobot,
penurunan nilai kekerasan buah dan warna menunjukkan pengaruh nyata terhadap mutu
fisik pisang barangan merah. Perbedaan energi benturan dan tingkat kematangan
berpengaruh nyata terhadap mutu kimia pisang barangan merah. Analisis umur simpan
pisang barangan merah menunjukkan bahwa umur simpan dipengaruhi oleh energi
benturan dan tingkat kematangan. Pisang pada tingkat kematangan 1 memiliki umur
simpan terlama yaitu 11 hari pada energi benturan 0,0641 J, pada energi benturan yang
sama, tingkat kematangan 2 memiliki umur simpan 4 hari, tingkat kematangan 3 memiliki
umur simpan 3 hari, tingkat kematangan 4 memiliki umur simpan 2 hari, dan tingkat
kematangan 5 memiliki umur simpan 4 hari, sedangkan pada energi benturan terbesar pada
penelitian ini yaitu 0,2564 J, umur simpan menurun dimana tingkat kematangan 1 memiliki
umur simpan 10 hari, 3 hari tingkat kematangan 2, 1 hari tingkat kematangan 3, 6 hari
tingkat kematangan 4, dan 3 hari tingkat kematangan 5.
(Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu).