UMMAINI, KURNIA GUSTI and Sirman, Dahwal and Akhmad, Muslih (2016) KEABSAHAN MAHAR YANG DIPEROLEH DARI KELUARGA MEMPELAI WANITA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Other thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
skripsi nia.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (1MB)
Abstract
Pemberian mahar pada waktu pernikahan merupakan salah satu Syari’at Islam.
Ulama sepakat untuk menyatakan bahwa dianjurkan agar mahar itu
disederhanakan, agar tidak mempersulit bagi yang melaksanakan perkawinan. Di
dalam karya tulis ini, penulis ingin mengemukakan tentang kajian terhadap
Keabsahan Mahar Yang Diperoleh dari Calon Keluarga Mempelai Wanita
Ditinjau dari Perspektif Hukum Islam. Baru-baru ini terjadi pernikahan dari salah
satu artis di Indonesia yang bernama Stuart Collin dengan Risty Tagor, yang
ketika akad nikah ternyata mahar yang disebutkan dalam akad nikah adalah mahar
pemberian dari calon keluarga mempelai wanita bukan dari calon mempelai laki�laki. Dalam kasus ini sangat langkah terjadi, karena biasanya mahar adalah
pemberian dari calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai wanita tetapi di
dalam kasus ini yang terjadi malah sebaliknya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apabila mahar yang diberikan kepada mempelai wanita itu tidak
berasal dari mempelai laki-laki atau keluarga laki-laki dan untuk mengetahui
mahar yang diberikan oleh calon mempelai keluarga wanita itu dapat
mempengaruhi sahnya perkawinan atau tidak. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berdasarkan literatur dan beberapa narasumber yang penulis
anggap perlu dan juga melalui wawancara, alim ulama dan pihak-pihak yang ada
kaitan dengan penetapan mahar. Untuk mendapatkan data digunakan studi pustaka
tentang mahar dan wawancara. Dengan demikian, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa mahar harus diberikan dari calon mempelai laki-laki kepada
calon mempelai wanita dan pernikahan tetap sah apabila mahar yang diberikan
berasal dari calon mempelai wanita, asalkan mahar tersebut menjadi hutang pihak
calon mempelai laki-laki dan harus dilunasi. Penulis menganggap bahwa hal ini
penting untuk diperhatikan, dan akhirnya penulis menyarankan dipandang perlu
bagi masyarakat yang akan melaksanakan perkawinan untuk mempelajari lebih
mendalam tentang mahar yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Kata Kunci: Mahar, Sahnya Perkawinan, Hukum Islam
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Faculty of Law > Department of Law Science |
Depositing User: | Irma Rohayu, S.IPust |
Date Deposited: | 15 Oct 2025 07:48 |
Last Modified: | 15 Oct 2025 07:48 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/29584 |