PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR BERBENTUK LONJONG DAN PIPIH PADA CAMPURAN ASPAL BETON LAPIS PONDASI (AC-BASE)

Lapisan aspal beton adalah lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari
agregat kasar dan halus serta aspal sebagai bahan pengikat. Agregat kasar
berbentuk kubus ialah agregat yang baik untuk digunakan pada campuran
dikarenakan agregat berbentuk kubus memiliki bidang kontak yang lebih luas
yang menyebabkan material saling mengunci dengan baik. Agregat berbentuk
lonjong dan pipih pada umumnya juga dihasilkan oleh mesin pemecah batu
sehingga penggunaannya tidak dapat dihindari. Pada penelitian ini diteliti
pengaruh penggunaan agregat kasar berbentuk lonjong dan pipih pada
campuran aspal beton lapis pondasi dengan variasi 0%, 25%, 50% dan 75%.
Hasil kadar aspal optimum yang diperoleh meningkat seiring dengan
bertambahnya agregat kasar berbentuk lonjong dan pipih. Variasi 0% dan 25%
kadar aspal optimum yang digunakan sebesar 4,62%, variasi 50% dan 75%
kadar aspal optimum yang digunakan sebesar 5,12%. Tolak ukur yang
digunakan pada penilitian ini adalah perubahan nilai kararteristik Marshall pada
variasi 25%, 50% dan 75% terhadap variasi 0%. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penggunaan agregat kasar berbentuk lonjong dan pipih terus
mengalami perubahan nilai karakteristik Marshall namun sampai dengan
variasi 75% tetap memenuhi spesifikasi yang disyaratkan dengan syarat
penambahan kadar aspal dari 4,62% menjadi 5,12%. Pada variasi 75%
stabilitas turun 14,5%, VMA naik 1,05%, VIM turun 23%, flow naik 19,7%,
MQ turun 28,7% dan VFA meningkat 11,5%. Hal ini membuktikan dengan
menambah variasi agregat lonjong dan pipih membuat nilai karakteristik
campuran AC-Base semakin buruk.
Kata kunci : AC-Base, agregat kubus, agregat lonjong, agregat pipih