STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR BERBASIS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DI KOTA BENGKULU

Perubahan iklim telah berdampak pada lingkungan dan masyarakat. Keterlambatan
upaya adaptasi akan mengakibatkan kerugian ekonomi secara langsung dan tidak
langsung bagi Indonesia pada tahun 2100 sebesar 2,5% dari Produk Domestik Bruto
(PDB). Indikator perubahan iklim seperti suhu permukaan, curah hujan (CH), Suhu
permukaan laut (SPL), permukaan laut (TML), kejadian iklim ekstrim (ENSO,
IOD/DMI, PIO/IPO) dan kejadian cuaca ekstrim (hujan lebat, angin kencang , dan
gelombang badai) akan menimbulkan berbagai potensi dampak pada bidang-bidang
terkait dalam sistem pembangunan, baik dari segi ekonomi, mata pencaharian,
ekosistem, maupun kawasan khusus wilayah tertentu. Dampak lainnya,
meningkatnya frekuensi terjadinya bencana hidrometereologi akan menyebabkan
naiknya permukaan laut di beberapa kawasan sehingga terjadi perubahan fisik
kawasan pesisir. Responden yang terlibat adalah sebanyak 251 responden dengan
kriteria masyarakat yang tinggal dan atau berusaha di kawasan pesisir. Hubungan
antara demografi dan perubahan iklim dianalisis dengan metode Chi Square
sedangkan indeks kerentanan dan strategi dianalisis dengan menggunakan metode
pengambilan keputusan majemuk dan sistem informasi geografis serta penginderaan
jauh Observasi dilakukan pada 19 kecamatan di Kota Bengkulu. Strategi prioritas
yang diperoleh dengan bobot tertinggi adalah mengharapkan bantuan
pemerintah/lembaga dan pengolahan hasil laut.
Kata Kunci : perubahan iklim,pesisir,kerentanan,adaptation