ROBIYANTO, ROBIYANTO and Sumardi, Sumardi and Agustin, Zarkani (2022) PENGARUH PENGGUNAAN BIOURIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN Azolla microphylla PADA EKOSISTEM YANG BERBEDA SEBAGAI SUMBER PROTEIN PAKAN TERNAK UNGGAS. Masters thesis, Universitas Bengkulu.
TESIS ROBIYANTO.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (1MB)
Abstract
Penyediaan pakan merupakan faktor utama yang menjadi perhatian sebelum
peternak memulai usaha peternakannya. Keberhasilan usaha peternakan sangat
tergantung dengan kecukupan dan kualitas pakan yang diberikan, terutama
kandungan protein. Oleh karena itu, perlu upaya untuk memperoleh sumberdaya
hayati yang memiliki kandungan protein dan keunggulan komparatif yang tinggi
yang dapat dijadikan sumber protein pakan ternak unggas seperti tanaman Azolla
microphylla. Kandungan protein A. microphylla dapat memenuhi kebutuhan
protein untuk ternak unggas yaitu 18-23 % untuk ayam broiler, 16-18 % untuk
ayam ras petelur, 16-19 % untuk ayam kampung, dan 15-18 % untuk itik petelur
(SNI, 2008). Tujuan penelitian mengevaluasi konsentrasi biourin sapi terhadap
pertumbuhan dan kandungan protein Azolla microphylla pada tiga agroekosistem
yang berbeda.
Penelitian ini merupakan percobaan faktor tunggal berupa konsentrasi
biourin yang terdiri dari 6 taraf, yakni; (P0) tanpa biourin (kontrol); (P1) biourin
2,5 %; (P2) biourin 5,0 %; (P3) biourin 7,5 %; (P4) biourin 10 %; dan (P5) biourin
12,5 % menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Oktober 2020 di tiga lokasi penelitian
dengan ketinggian tempat yang berbeda, yakni dataran tinggi 1037 m dpl, dataran
sedang 300 m dpl, dan dataran rendah 21 mdpl.
Variabel yang diamati meliputi analisis pertumbuhan yaitu laju
pertumbuhan relatif A. microphylla, pertambahan biomassa, waktu penggandaan
(double time), dan kepadatan individu, serta analisis kandungan proksimat yaitu
protein kasar, serat kasar, lemak kasar, kadar abu, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen
(BETN). Variabel pendukung meliputi kualitas air dan kandungan hara air. Data
pertumbuhan dianalisis dengan regresi polynomial orthogonal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Penggunaan biourin 12,5% menghasilkan laju pertumbuhan
relatif didataran rendah, sedang dan tinggi, masing-masing 0,1084; 0,1326; 0,1221
gram/hari, penggunaan biourin pada dataran rendah paling rendah karena suhu pada
dataran rendah sangat tinggi yaitu 28,8 – 39,4 oC dan tanah yang sangat masam
yaitu pH 4,5 menyebabkan unsur fosfor terikat oleh unsur lain seperti Al dan Fe
sehingga A. microphilla menjadi merah mengering lalu mati hal ini karena tidak
adanya penaung dan kondisi tanah yang sangat masam. Laju pertumbuhan relatif
A. microphilla didataran sedang paling tinggi karena suhunya tidak setinggi dataran
rendah yaitu 28,8 - 30,7 oC dengan pH media pertumbuhan netral yaitu 6,83.
Kandungan bahan organik pada media tumbuh sebesar 3,89 %. Hal ini karena
media pertumbuhan mengandung bahan organik tinggi sehingga laju pertumbuhan
relatif A. microphylla lebih baik dari agroekosistem lain.
Pertambahan biomasa A. microphylla dataran sedang pada umur 35 hst
menunjukkan nilai tertinggi, diikuti yang di dataran tinggi dan yang terendah yang
dibudidayakan di dataran rendah. Pertambahan biomassa A. microphylla
menggunakan biourin pada konsentrasi 12,5 % pada agroekosistem dataran rendah
vii
rata-rata sebesar 22,85 gram, pada agroekosistem dataran sedang rata-rata sebesar
23,29 gram, sedangkan pada agroekosistem dataran tinggi rata-rata sebesar 23,01
gram.
Waktu penggandaan A. microphylla di dataran sedang pada umur 35 hst
menunjukkan nilai terendah, diikuti dengan yang di dataran tinggi dan di dataran
rendah yang semakin meningkat waktu penggandaannya. Waktu penggandaan A.
microphylla menggunakan biourin pada konsentrasi 12,5% pada agroekosistem
dataran sedang 5,36 hari, dataran tinggi 5,97 hari, dan dataran rendah 7,01 hari.
Waktu penggandaan di dataran tinggi 3,17 - 3,86 hari. Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa waktu penggandaan (double time) A. microphylla semakin
cepat seiring meningkatnya konsentrasi biourin. Hal ini karena biourin
mengandung hormon tumbuh yang dapat mempercepat penggandaan.
Kepadatan individu A. microphylla di dataran sedang pada umur 35 hst
menunjukkan nilai tertinggi, diikuti dengan yang di dataran tinggi, dan yang
terendah yang dibudidayakan di dataran rendah. Kepadatan individu A. microphylla
menggunakan biourin pada konsentrasi 12,5% di agroekosistem dataran rendah
rata-rata sebesar 123,81 individu/m² pada agroekosistem dataran sedang rata-rata
sebesar 152,38 individu/m² sedangkan pada agroekosistem dataran tinggi 132,38
individu/m². Kepadatan individu di dataran tinggi berkisar antara 2642-3941
individu/m². Peningkatan kepadatan individu akibat meningkatnya konsentrasi
biourin di tiga agroekosistem yang berbeda pada umur 35 hst dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, bahan organik dan unsur hara tanah berupa kandungan N, P, K dan pH.
Peningkatan pemberian biourin sapi hingga 12,5 % secara umum
meningkatkan kandungan protein kasar pada tanaman A. microphylla pada umur
panen 35 hst, baik pada agroekosistem dataran rendah, dataran sedang, maupun
dataran tinggi. Khusus pada pemberian Biourin sapi pada konsentrasi 12,5%, A.
microphylla yang ditanam pada agroekosistem dataran rendah memiliki kandungan
protein kasar, yakni 22,8 %, sementara kandungan protein kasar pada
agroekosistem dataran sedang dan tinggi dengan pemberian konsentrasi biourin
yang sama masing-masing sebesar 21,25 % dan 21,15 %. Kandungan protein kasar
pada dataran rendah lebih tinggi dibanding dataran sedang dan dataran tinggi hal
ini karena pengaruh sinar matahari yang tinggi menyebabkan protein meningkat,
protein kasar yang tinggi dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Peningkatan pemberian biourin sapi hingga 12,5% secara umum
meningkatkan kandungan serat kasar pada tanaman A. microphylla pada umur
panen 35 hst, baik pada agroekosistem dataran rendah, dataran sedang, maupun
dataran tinggi. Khusus pada pemberian Biourin sapi pada konsentrasi 12,5 %, A.
microphylla yang ditanam pada agroekosistem dataran rendah memiliki kandungan
serat kasar, yakni 17,64 %, sementara kandungan serat kasar pada agroekosistem
dataran sedang dan dataran tinggi dengan pemberian konsentrasi biourin 12,5 %
masing-masing sebesar 15,92 % dan 15,12 %. Kandungan serat kasar pada dataran
rendah lebih tinggi dibanding dataran sedang dan dataran tinggi hal ini karena
pengaruh cahaya yang tinggi menyebabkan serat meningkat, tanaman pakan pada
dataran rendah mendapatkan radiasi matahari penuh sehingga kadar serat kasar
lebih tinggi yang merupakan pembentuk energi bagi tanaman.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
| Divisions: | Postgraduate Program > Master of Agroecotechnology |
| Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
| Date Deposited: | 22 Oct 2025 03:36 |
| Last Modified: | 22 Oct 2025 03:36 |
| URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/30132 |

