PERTANGGUNGJAWABAN MASKAPAI PENERBANGAN YANG DINYATAKAN PAILIT OLEH PENGADILAN TERHADAP PENUMPANG DAN AGEN PERJALANAN (Studi Empiris Pada PT. Metro Batavia)

Maskapai yang dinyatakan pailit oleh pengadilan contohnya yang baru�baru ini adalah Batavia air yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat dalam putusannya Nomor 77/Pailit/2012/PN.NIAGA.JKT.PST
tanggal 30 Januari 2013. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana
pertanggungjawaban maskapai penerbangan PT. Metro Batavia yang
dinyatakan pailit oleh pengadilan terhadap penumpang dan agen perjalanan
serta apakah yang menjadi kendala PT. Metro Batavia tidak memberikan
pertanggungjawaban terhadap penumpang dan agen perjalanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan Penelitian ini adalah penelitian
hukum empiris yakni dilakukan dengan cara meneliti data secara langsung
dilapangan untuk mendapatkan data primer. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertanggungjawaban maskapai penerbangan PT. Metro Batavia yang
dinyatakan pailit oleh pengadilan terhadap penumpang dan agen perjalanan
diatur didalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan
dan Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab
Pengangkut Angkutan Udara, dimana maskapai penerbangan akan bertanggung
jawab mengganti seluruh uang tiket yang telah dibayarkan oleh calon
penumpang melalui agen perjalanan. Namun pada kenyataannya bahwa tidak
mungkin penumpang dan agen perjalanan mendapatkan ganti kerugian karena
posisi penumpang dan agen perjalanan adalah sebagai kreditur konkuren yaitu
kreditor yang tidak mempunyai hak pengambilan pelunasan terlebih dahulu
daripada kreditur lain dan harus dibagi secara merata dengan kreditor lainnya.
Kreditur konkuren seperti penumpang dan agen perjalanan baru akan mendapat
pembayaran setelah kurator menuntaskan proses pembayaran kepada para
kreditor separatis dan kreditor preferens.
Kata Kunci : Kepailitan Perusahaan Penerbangan, PT. Metro Batavia