Studi Tentang Stres Kerja dan Kinerja Karyawan Back Office Pada Kantor Pusat P.T. Bank Bengkulu

Stres memberikan efek drastis pada karyawan. Karyawan yang mengalami stres tidak dapat memenuhi harapan organisasi mereka, karena menghadapi kelelahan fisik, psikologis, dan organisasi. Ismail dan Hong (2011) menggambarkan bahwa karyawan dalam organisasi layanan mengalami tingkat stres terkait pekerjaan yang tinggi, yang merupakan alasan utama buruknya kinerja karyawan di tempat kerja.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap stres kerja dan kinerja karyawan back office pada Kantor Pusat P.T. Bank Bengkulu dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan stres yang berdampak pada penilaian kinerja karyawan back office pada Kantor Pusat P.T. Bank Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Responden adalah seluruh karyawan back office di 12 divisi yang bekerja pada kantor pusat P.T. Bank Bengkulu. Karyawan tersebut tidak termasuk Pemimpin Divisi, Kepala Bagian dan Kepala Seksi yang berjumlah 74 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang didistribusikan secara online. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi karyawan back office pada Kantor Pusat P.T. Bank Bengkulu atas stres kerja dan kinerja adalah positif. Untuk stress kerja, faktor intrinsik pekerjaan (3,03) berada pada penilaian kurang berdampak, hubungan di tempat kerja (4,93) adalah sangat kondusif, peran dalam organisasi (2,43) denagn kriteria sangat berperan dan iklim organisasi (4,60) adalah sangat kondusif. Sementar itu, kinerja sebesar 4,24 masuk dalam penilaian tinggi. Artinya, rata-rata karyawan back office P.T. Bank Bengkulu berkinerja tinggi.
Hasil analisis tematik menemukan ada lima faktor yang mempengaruhi stres yang menyebabkan kinerja berfluktuatif pada karyawan back office pada Kantor Pusat P.T. Bank Bengkulu. Empat faktor pertama, yaitu (1) hubungan di tempat kerja meliputi dukungan dari rekan kerja yang intensif (15,29%) dan interaksi yang baik dengan rekan kerja (11,76%); (2) iklim organisasi dengan penekanan pada tuntutan tugas secara tepat waktu (14,12%), kebebasan dalam menentukan prosedur penyelesaian pekerjaan (5,88%), pengakuan atau penghargaan (3,53%), dan dukungan terhadap kreatifitas (2,35%); (3) faktor intrinsik pekerjaan fokus pada beban kerja yang berlebihan (9,41%), pekerjaan yang monoton (4,71%)