PENGARUH KONFLIK PERAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BENGKULU

Para sarjana di masa lalu telah mengidentifikasi konflik peran dan
ambiguitas peran sebagai dua penekan peran utama dalam penelitian yang memiliki
efek disfungsional pada karyawan dan organisasi. Oleh itu, secara alami konflik
dan ambiguitas peran tidak dapat dihindari dalam organisasi. Permasalahan
penelitian adalah (1) apakah konflik peran dan ambiguitas peran berpengaruh
terhadap karyawan PDAM Kota Bengkulu? (2) apakah konflik peran berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PDAM Kota Bengkulu? (3) Apakah ambiguitas peran
berpengaruh terhadap karyawan PDAM Kota Bengkulu? sedangkan tujuan
penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh konflik peran dan ambiguitas
peran terhadap karyawan PDAM Kota Bengkulu (2) untuk mengetahui pengaruh
konflik peran terhadap kinerja karyawan PDAM Kota Bengkulu; dan (3) untuk
mengetahui pengaruh ambiguitas peran terhadap karyawan PDAM Kota Bengkulu.
Jenis penelitian adalah kuantitatif, pengumpulan data menggunakan survei online,
sebanyak 110 karyawan PDAM Kota Bengkulu yang berpartisipasi dalam
penelitian. Analisis data menggunakan regresi linier berganda dan pengujian
hipotesis parsial maupun simultan.
Hasil penelitian diketahui bahwa konflik peran dan ambiguitas peran
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PDAM Kota
Bengkulu. Artinya, semakin tinggi konflik peran dan ambiguitas peran maka
kinerja karyawan akan semakin rendah. Konflik peran berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan PDAM Kota Bengkulu. Artinya, semakin
tinggi konflik peran maka kinerja karyawan semakin rendah. Ambiguitas peran
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PDAM Kota
Bengkulu. Artinya, semakin tinggi ambiguitas peran maka kinerja karyawan
semakin rendah.
Hasil menunjukkan bahwa konflik peran dan ambiguitas peran berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini berimplikasi
bahwa individu dengan perilaku yang diharapkan tidak konsisten, yang
menandakan adanya konflik peran, akan berkinerja kurang efektif dibandingkan
dengan mereka yang perannya tidak dalam konflik. Demikian juga, seorang
individu yang tidak memiliki informasi yang memadai (ambiguitas peran) tentang
perannya akan menghadapi masalah koping, yang mengarah pada kurangnya
kepuasan, peningkatan kecemasan dan kinerja yang lebih rendah. Berdasarkan
analisis, konflik dan ambiguitas peran berkontribusi negatif dalam mempengaruhi
kinerja. Ketika konflik dan ambiguitas peran terjadi dan ketika harapan tidak jelas,
dapat menyebabkan penurunan kinerja. Ketidakjelasan dan konflik ini telah
menyebabkan kepercayaan, pendapat, dan pengetahuan karyawan berbeda satu
sama lain. Konflik sering tidak dapat dihindari sehingga karyawan yang dituntut
ix
adalah bagaimana mengelola konflik agar tidak memiliki dampak negatif, terutama
terhadap kinerja karyawan itu sendiri.
Kata Kunci: Konflik Peran, Ambiguitas Peran, Kinerja Karyawan