PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RSUD HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Harapan dan Doa Kota Bengkulu
merupakan organisasi pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan. Secara
struktural, RSUD ini berada langsung di bawah kepemimpinan Pemerintah
Daerah Kota Bengkulu yang mempunyai andil dan peranan dalam peningkatan
kesehatan masyarakat Kota Bengkulu. Pelayanan yang profesional menjadi yang
utama melalui peran perawat yang waktunya lebih banyak berhubungan dengan
baik pasien, dokter dan manajemen maupun hal-hal yang berhubungan dengan
administratif. Kepemimpinan yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi
bawahan dengan cara-cara tertentu (Bass et al., 2003) dalam rangka meningkatkan
kinerja (misal, Wang et al., 2011). Kemampuan kerja perawat dalam menjalankan
peran dan fungsinya sangat dibutuhkan dalam merawat pasien, baik pasien nginap
maupun pasien rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kepemimpinan transformasional dan keterlibatan kerja terhadap kinerja perawat
pada RSUD Kota Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang
menggunakan metode survei kuesioner untuk menganalisis pengaruh antar ketiga
variabel, yaitu kepemimpinan transformasional, keterlibatan kerja dan kinerja
perawat. Dengan menggunakan metode sampling sensus, 100 perawat yang
bekerja pada RSUD Kota Bengkulu dijadikan sample untuk studi sekarang.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dan didistribusikan dengan metode
hand delivery- administrative kepada responden terpilih. Data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan
keterlibatan kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja perawat
pada RSUD Kota Bengkulu baik secara simultan maupun individu. Penerapan
kepemimpinan transformasional yang profesional berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja perawat. Demikian juga, keterlibatan kerja yang tinggi
berpengaruh terhadap kinerja perawat yang tinggi. Lebih lanjut, hasil studi
menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan
namun pengaruh yang diberikan lebih rendah dibandingkan keterlibatan kerja.
Para perawat menilai bahwa kinerja mereka dalam hal persiapan dan perencanaan,
tindakan keperawatan, dan dokumentasi asuhan keperawatan akan tercapai jika
mereka melibatkan diri dalam pekerjaan mereka. Perawat melibatkan diri dengan
menggunakan waktu sepenuhnya untuk bekerja melayani pasien, peduli terhadap
pekerjaan sebagai perawat dan rumah sakit, mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap profesi perawat, berusaha semaksimal untuk melakukan perawatan
kepada pasien, dan memotivasi diri untuk bekerja dengan profesional.
ix
Peningkatan keterlibatan pekerjaan perawat juga difasilitas oleh pimpinan dengan
memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan peningkatan keterampilan,
seperti IPCN (Infection Prevention Control Nurse).
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran hendaknya
pimpinan dapat meningkatkan frekuensi pelatihan dan jumlah peserta yang
diikutkan, terutama bagi perawat yang belum pernah mengikutinya. Pimpinan
juga dapat memfasilitasi buku-buku atau modul khusus yang dibutuhkan perawat
sesuai dengan tugas fungsinya, seperti modul pembelajaran keperawatan medikal
bedah, modul keperawatan komunitas, modul keperawatan dasar, modul
komunikasi dalam keperawatan, modul dokumentasi keperawatan dan modul
lainnya yang dapat membantu pelaksanaan tugas perawat.
Kata Kunci: Kepemimpinan transformasional, Keterlibatan kerja, Kinerja
perawat, Rumah Sakit, Kota Bengkulu