HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH PESISIR KOTA BENGKULU

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius terutama
pada rentang usia 15-49 tahun. Indonesia menempati urutan ke-5 (22,331%) anemia
terbanyak di dunia. Anemia dapat terjadi pada remaja putri. Remaja putri memiliki
risiko lebih tinggi mengalami anemia daripada remaja laki-laki. Hal ini disebabkan
karena remaja putri mengalami haid yang menyebabkan kehilangan darah setiap
bulannya, sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat saat haid. Pola menstruasi
yang tidak normal merupakan salah satu faktor risiko terjadinya anemia. SMKN 6
Kota Bengkulu dan SMAN 7 Kota Bengkulu merupakan wilayah pesisir yang
tertinggi 1 dan 2 dengan faktor risiko terjadinya anemia pada remaja putri di Kota
Bengkulu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola menstruasi dengan
kejadian anemia pada remaja putri di wilayah pesisir Kota Bengkulu. Rancangan
penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian
berjumlah 60 orang responden. Pengambilan sampel dengan meneggunakan teknik
accidental sampling. Analisis data menggunakan chi square.
Hasil penelitian ini terdapat 31 orang remaja putri (51,67%) mengalami pola
menstruasi tidak normal, 29 orang (48, 33%) mengalami pola menstruasi normal,
34 orang (56,66%) tidak anemia, dan 26 orang (43,34%) mengalami anemia. Hasil
analisis bivariat menunjukkan bahwa nilai p-value= 0,000 < a = 0,05.
Simpulan dari penelitian ini adalah Ha diterima, sehingga terdapat hubungan antara
pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah pesisir Kota
Bengkulu. Bagi remaja putri diharapkan agar meningkatkan pengetahuan dan
bersedia mengonsumsi tablet Fe setiap bulannya.
Kata Kunci: Anemia, Pola menstruasi, Remaja putri