KAJIAN WAKAF UANG DI KOTA BENGKULU : SEBUAH PENDEKATAN PERSPEKTIF

Akhir-akhir ini instrumen wakaf sedang menjadi bahan perbincangan di
para kalangan ekonom, dimana intrumen wakaf jika dikelola secara profesional
dianggap dapat mengatasi masalah kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah. Sejak diberlakukannya UU RI No 41 tahun 2004,
pelaksanaan wakaf di Indonesia mulai jelas, baik dari segi badan hukum maupun
mekanisme pelaksanaan, khusunya yang berkaitan dengan wakaf uang. Saat ini
pelaksaan wakaf uang di Kota Bengkulu belumlah maksimal, hal tersebut dapat
dilihat dari lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang (LKS PWU) yang
belum pernah menerima wakaf uang. Padahal 90 persen masyarakat Kota
Bengkulu adalah Muslim. Selain itu, berdasarkan pra-survey yang dilakukan
sebelumnya, diketahui 36 dari 80 responden atau sekitar 45 persen masyarakat
Kota Bengkulu mengetahui tentang wakaf uang, dan 80 persen diantaranya
memiliki keinginan dalam berwakaf uang. Namun, kondisi di lapangan
menggambarkan bahwa tidak ada masyarakat Kota Bengkulu yang pernah
berwakaf uang. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis dalam melakukan
penelitian ini, yaitu untuk mencari tahu bagaimana tingkat pemahaman dan
persepsi masyarakat tentang wakaf uang di Kota Bengkulu.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksplanatori, dimana
penelitian ini merupakan penelitian bertujuan untuk menggali informasi tentang
wakaf uang berdasarkan pendekatan persepsi di Kota Bengkulu. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui
kuesioner yang disebar secara langsung maupun tidak langsung (kuesioner
online). Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga, sedangkan
karakteristik sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah populasi yang
beragama islam dan yang memiliki pendapatan di Kota Bengkulu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pertama, tingkat pemahaman
masyarakat Kota Bengkulu tentang wakaf uang adalah rendah, dimana ada sekitar
35 persen masyarakat di Kota Bengkulu tidak mengetahui tentang adanya wakaf
uang, mereka hanya mengetahui bahwa wakaf itu hanya sebatas benda tidak
bergerak berupa tanah atau bangunan. Sedangkan 65 persen masyarakat lainnya
mengetahui tentang adanya wakaf uang dengan tingkat pemahaman rendah,
dimana berdasarkan jawaban atas pertanyaan tertutup dihasilkan bahwa rata-rata
masyarakat Kota Bengkulu hanya berhasil menjawab 5 pertanyaan dengan benar,
dan berdasarkan jawaban atas pertanyaan terbuka dihasilkan bahwa masyarakat
tersebut menyadari bahwa mereka tidak mengetahui tentang konsep dan
mekanisme pelaksanaan wakaf uang. Sedangkan masyarakat yang menjawab
pernah berwakaf ternyata memiliki pemahaman yang salah tentang wakaf uang
tersebut. Kedua, keinginan masyarakat Kota Bengkulu dalam berwakaf uang
adalah tinggi, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sekitar 83,1 persen
dari masyarakat yang mengetahui tentang wakaf uang menjawab ingin berwakaf
uang. Ketiga, persepsi masyarakat tentang wakaf uang sebagai solusi dalam
pengentasan kemiskinan di Kota Bengkulu adalah tergolong baik, dimana hasil
penelitian menunjukkan bahwa 89,2 persen dari masyarakat yang mengetahui
tentang wakaf uang menyetujui bahwa wakaf uang bisa menjadi solusi dalam
mengentaskan kemiskinan di Kota Bengkulu.
Kata kunci: wakaf uang, persepsi, program pengentasan kemiskinan