MOTIVASI GO PUBLIC PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN

perusahaan pada posisi yang semakin sulit. Berbagai tantangan harus dihadapi
perusahaan untuk dapat bertahan atau bahkan mengembangkan bisnisnya di tengah arus
persaingan global yang semakin ketat. Untuk itu berbagai upaya harus dilakukan
perusahaan untuk memenangkan persaingan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan
perusahaan adalah dengan go public atau melakukan IPO (Initial Public Oppering) di
pasar modal.
Penelitian terdahulu mengenai motivasi go public umumnya masih terfokus pada alasan
yang menjadi motivasi perusahaan-perusahaan untuk go public dan kinerja keuangan
perusahaan setelah go public di Bursa Efek. Hal ini terungkap dalam penelitian
penelitian yang dilakukan peneliti antara lain; Al-Barrak (2005); Hovakimian dan
Hutton (2010); Alanazi, Liu, dan Forster (2010); Boubaker dan Mezhoud (2012);
Meluzin dan Zinecker (2014). Pada penelitian terdahulu belum melihat pola motivasi go
public tiap sektor usaha dan pengaruh motivasi go public terhadap perbedaan kinerja
keuangan perusahaan.
Bertolak pada pentingnya go public bagi suatu perusahaan, khususnya perusahaan
perusahaan yang ada di Indonesia, sebagai upaya untuk dapat bersaing di dalam
percaturan perekonomian global, maka dipandang penting untuk menganalis motivasi
go public perusahaan-perusahaan di Indonesia dan implikasinya terhadap kinerja
keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi apa saja yang menjadi motivasi
perusahaan untuk go public di Indonesia, mengetahui ada tidaknya pola motivasi untuk
go public pada tiap sektor di Bursa Efek Indonesia. Tujuan lain yang hendak dicapai
adalah umtuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah go public, dan melihat implikasi go public terhadap kinerja
keuangan perusahaan, serta menganalisa hubungan antara motivasi go public dengan
perbedaan kinerja keuangan.
ii
Go Public (Initial Public Offering) merupakan kegiatan penawaran efek yang dilakukan
oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur
dalam undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya (Undang-undang No.
8 Tahun 1995). Chemmanur (1999) menyatakan bahwa sebagian besar perusahaan
swasta yang baru memasuki tahap pertumbuhan menuju perusahaan go public,
menunjukkan adanya kebimbangan dalam memutuskan untuk go public atau tidak.
Keputusan Go public dapat memberikan harapan bagi perusahaan untuk dapat bersaing,
Brandi (2015) menyatakan bahwa teori harapan dapat dijadikan sebagai pondasi bagi
terciptanya sebuah teori untuk menggambarkan atau memahami motivasi suatu
perusahaan untuk Go public. Agency Theory (Jensen dan Meckling, 1976) dijadikan
dasar dalam penelitian ini karena impilkasi dari agency theory adalah fihak manajemen
yang telah diberi tanggung jawab untuk mengelola perusahaan harus berusaha
mengambil keputusan yang tepat dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengkaji
motivasi go public dan kinerja keuangan yang bersumber dari prospektus, kuisioner,
dan laporan keuangan dari 122 perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia
dalam periode go public tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Kinerja keuangan
diukur dari tiga aspek keuangan yaitu likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas dengan
menggunakan enam indikator, yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),
Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity (DER), Debt to Assets Ratio (DAR), dan
Current ratio (CR).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: untuk menginvestigasi
ada atau tidaknya pola motivasi untuk go public pada tiap sektor di Bursa Efek
Indonesia, dan untuk menganalisa hubungan antara motivasi go public dengan
perbedaan kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik
Uji Chi-Square dengan model Uji Independensi. Untuk menganalisis tujuan penelitian
menginvestigasi ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah go
public dilakukan dengan menggunakan metode analisis Uji Multivariate Analisys
(MANOVA), serta untuk melihat implikasi dari kebijakan go public terhadap kinerja
keuangan digunakan analisis ratio yang dijelaskan secara deskriftif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut: motivasi utama perusahaan memutuskan go public di
Indonesia dengan persentase terbesar adalah masalah pembiayaan/belanja modal,
sedangkan motivasi pendukung dengan persentase terbesar adalah pembayaran hutang;
tidak adanya pola motivasi go public tiap sektor di Bursa Efek Indonesia, hal ini berarti
bahwa motivasi dan sektor-sektor usaha di Bursa Efek Indonesia adalah saling bebas
atau independen; Secara simultan terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah go public. Sedangkan jika diuji berdasarkan indikator masing
masing kinerja, maka diperoleh hasil: Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan
sebelum dan sesudah go public yang diukur dari Return on Asset (ROA), dan Net Profit
Margin (NPM). Terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah go public
yang diukur dari Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Current Ratio
(CR), dan Return on Equity (ROE); serta Implikasi go public terhadap kinerja keuangan
perusahaan menunjukkan bahwa terjadinya penurunan kinerja dilihat dari aspek
profitabilitas yang diukur dari indikator kinerja ROA, ROE, dan NPM, namun jika
iii
dilihat dari aspek likuiditas yang diukur dengan indikator kinerja CR, dan aspek
solvabilitas yang diukur dengan indikator kinerja DER, dan DAR menunjukkan
terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan setelah go public. Fakta ini tidak
sepenuhnya sama dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan
adanya penurunan kinerja keuangan perusahaan setelah perusahaan go public; tidak
terdapat hubungan antara motivasi go public dengan perbedaan kinerja keuangan yang
diukur dari ROA, ROE, NPM, DER, DAR, dan CR.
Merujuk pada kesimpulan yang telah diuraikan maka dapat disarankan beberapa hal
sebagai berikut: (i) Melakukan riset terhadap perusahaan-perusahaan yang go public
dalam periode waktu yang lebih panjang, misalnya 10 tahun atau lebih. Dengan periode
go public yang lebih panjang diharapkan tidak ada sektor yang mempunyai sampel yang
terlalu sedikit; (ii) Melakukan riset dengan membandingkan kinerja keuangan dalam
jangka menengah atau jangka panjang misalnya lima tahun atau lebih; (iii) Riset
berikutnya dapat dilengkapi dengan melakukan wawancara langsung dengan para
pengambil keputusan di masing-masing perusahaan, hal ini dilakukan untuk dapat
memastikan alasan-alasan go public perusahaan yang lebih akurat; (iv) Riset berikutnya
dapat lebih memperluas variabel-variabel kinerja keuangan. Dalam penelitian ini hanya
mengukur kinerja keuangan dari aspek likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas dengan
menggunakan enam variabel kinerja keuangan yaitu ROA, ROE, NPM, DER, DAR,
dan CR, sehingga dalam penelitian selanjutnya dapat memasukkan variabel lainnya
seperti aspek harga pasar; (v) Riset selanjutnya dapat juga dilakukan dengan
menginvestigasi apakah motivasi dapat memprediksi kinerja keuangan.
Kata Kunci: Motivasi go public, perusahaan, implikasi go public, kinerja keuangan.