PENGALIHAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI OBJEK DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI INDONESIA

Kegiatan pembiayaan konsumen merupakan kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran. Salah satu bentuk pembiayaan konsumen yang banyak ditemukan ialah
pembiayaan konsumen terhadap kendaraan bermotor. Dalam perjanjian
pembiayaan konsumen pada umumnya kreditur memerlukan adanya jaminan, di
mana hal ini guna meyakinkan bahwa debitur dapat memenuhi kewajibannya.
Akan tetapi, tidak jarang selama proses pembiayaan konsumen terjadi pengalihan
kredit kendaraan bermotor yang menjadi objek dalam perjanjian pembiayaan
konsumen. Pada dasarnya pengalihan kredit hanya dapat dilakukan jika terdapat
persetujuan secara tertulis oleh kreditur, namun pada praktiknya di Indonesia
sering kali terjadi pengalihan kredit kendaraan bermotor tanpa sepengetahuan dari
kreditur, atau biasa disebut dengan pengalihan kredit di bawah tangan. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaturan mengenai
perjanjian pembiayaan konsumen dengan objek kendaraan bermotor menurut
hukum positif di Indonesia, serta untuk mengetahui akibat hukum yang
ditimbulkan dari pengalihan kredit kendaraan bermotor pada lembaga pembiayaan
konsumen di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum
normatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan
pendekatan kasus. Pengolahan bahan hukum dilakukan dengan cara mengolah
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier, dan bahan
non hukum berupa data. Analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis yuridis-kualitatif, metode ini menekankan analisis pada proses
penyimpulan deduktif-induktif dan sebaliknya serta pada analisis terhadap
dinamika hubungan antar fenomena yang diamati. Hasil peneitian menunjukan
bahwa di Indonesia belum ada pengaturan secara eksplisit mengenai pengalihan
kredit, akan tetapi pengalihan krdit berdasar pada perjanjian, oleh sebab itu
hukum perjanjian dapat menjadi acuan dalam pengalihan kredit. Selain itu, di
Indonesia masih terjadi pengalihan kredit secara bawah tangan, di mana hal ini
merupakan suatu tindakan wanprestasi yang dapat memberi dampak hukum
terhadap debitur, kreditur, dan objek jaminan.
Kata Kunci: Pengalihan Kredit, Jaminan Fidusia, Perjanjian, Pembiayaan
Konsumen.