MANAJEMEN STRES KERJA GURU (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF DI SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU)

Sastro, Jon and Rohiat, Rohiat and Osa , Juarsa (2015) MANAJEMEN STRES KERJA GURU (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF DI SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU). Masters thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Archive (Thesis)
IV,V,LAMP,III-14-jon-FK.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (54MB)
[img] Archive (Thesis )
I,II,III,III-14-jon-FK.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (52MB)

Abstract

Secara umum tujuan penelitian adalah mendeskripsikan manajemen stress kerja guru di SMP N 4 Kota Bengkulu. Tujuan khusus penelitian adalah mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stress kerja guru, mendeskripsikan upaya kepala sekolah mengatasi stres kerja guru dan mendekripsikan hasil pelaksanaan manajemen stress kerja guru.Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Subyek penelitian yaitukepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru SMP N 4 Kota Bengkulu. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui reduksi data, display data dan menarik kesimpulan data. Secara umum hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen stress kerja guru telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan yaitu melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi. Secara khusus hasil penelitian menujukan sebagai berikut: Pertama, peneliti menemukan ada 3 faktor yang menyebabkan stress kerja guru di SMP N 4 Kota Bengkulu yaitu faktor individual, faktor organisasional dan faktor lingkungan. Faktor individual meliputi: masalah keluarga, masalah ekonomi, kepribadian, kesehatan,dan usia. Sedangkan dari faktor organisasional meliputi seperti: beban kerja yang terlalu berat, gaya kepemimpinan yang kurang disukai, status profesi, kesulitan dalam mengatur waktu, kurangnya sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, serta hubungan dengan atasan, rekan kerja dan warga sekitar. Yang terakhir faktor lingkungan meliputi: dukungan sosial dari keluarga, atasan maupun rekan sesama kerja, ketidakmampuan menggunakan teknologi, menghadapi kenakalan siswa, sikap masyarakat terhadap pihak sekolah dan kondisi lingkungan kerja. Kedua, upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam manajemen stress kerja guru ada empat langka yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Dalam perencanaan kepala sekolah melakukan pendekatan-pendekatan terhadap guru untuk mengetahui lebih dalam permasalahan yang dihadapi guru trutama masalah yang mengakibatkan stress kerja pada guru, seperti: mengenali faktor-faktor apa saja yang menyebabkan stress, bagaimana gejalanya, serta memahami tingkatan stress yang guru hadapi. Kemudian dalam pelaksanaannya ada beberapa langkah yang dilakukan kepala sekolah yaitu: melakukan pendekatan individu, pendekatan organisasi, mengelola waktu bawahan, seleksi dan penempatan, rancangan ulang pekerjaan, keterlibatan guru terhadap keputusan-keputusan, membangun komunikasi, menciptakan program pengembangan serta menerapkan reward dan punishment. Manajemen stress kerja guru tidak terlepas dari pengawasan, sehingga melalui pengawasan tersebut perlu di lakukan evaluasi. Dalam evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak begitu terlalu jelas namun berdasarkan penjelasan dari kepala sekolah bahwa evaluasi adalah bagian dari manajemen sehingga evaluasi perlu dilakukan. Dalam evaluasi yang dilakukan kepala sekolah yaitu terus mengawasi dan memperbaiki progam-program yang di anggap gagal serta meningkatkan terus program-program yang sudah dianggap berhasil.Ketiga, hasil manajemen stress kerja guru menujukkan bahwa hal yang paling menonjol dan jelas yaitu menurunnya persentase ketidakhadiran guru, sehingga ini mengindikasikan bahwa guru betah berada di sekolah, dan hilangnya rasa bosan guru disekolah. Kemudian juga ada perubahan yang lainnya seperti: meningkatnya motivasi guru, kinerja meningkat, berkomunikasi lebih lancar, dengan atasan lebih akrab, lebih berkeluarga, lebih kepercayaan diri, kemauan untuk sukses tinggi, prestasi kerja meningkat serta kinerjanya memuaskan dengan prestasi-prestasi yang membanggakan. Hal ini di buktikan bahwa akhir-akhir ini SMP N 4 Kota Bengkulu kebanjiran penghargaan, ini tidak lepas dari kemampuan seorang kepala sekolah dalam manajemen stress kerja guru.Secara umum simpulan penelitian menunjukan bahwa manajemen stress kerja guru telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan yaitu melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi. Simpulan secara khusus sebagai berikut: pertama, ada 3 faktor yang menyebabkan stress kerja guru di SMP N 4 Kota Bengkulu yaitu faktor individual, faktor organisasional dan yang terakhir adalah faktor lingkungan. Kedua, upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam manajemen stress kerja guru ada empat langka yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Dalam perencanaan kepala sekolah melakukan pendekatan-pendekatan terhadap guru untuk mengetahui masalah yang mengakibatkan stress kerja pada guru. Kemudian dalam pelaksanaannya ada beberapa langkah yang dilakukan kepala sekolah yaitu: melakukan pendekatan individu, pendekatan organisasi, mengelola waktu bawahan, seleksi dan penempatan, rancangan ulang pekerjaan, keterlibatan guru terhadap keputusan-keputusan, membangun komunikasi, menciptakan program pengembangan serta menerapkan reward dan punishment.Manajemen stress kerja guru tidak terlepas dari pengawasan, sehingga melalui pengawasan tersebut perlu di lakukan evaluasi. Dalam evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak begitu terlalu jelas namun berdasarkan penjelasan dari kepala sekolah bahwa evaluasi adalah bagian dari manajemen sehingga evaluasi perlu dilakukan. Dalam evaluasi yang dilakukan kepala sekolah yaitu terus mengawasi dan memperbaiki progam-program yang di anggap gagal serta meningkatkan terus program-program yang sudah dianggap berhasil.Ketiga, hasil manajemen stress kerja guru menujukkan bahwa hal yang paling menonjol dan jelas yaitu menurunnya persentase ketidak hadiran guru, sehingga ini mengindikasikan bahwa guru betah untuk berada di sekolah, dan hilangnya rasa bosan guru disekolah. Kemudian juga ada perubahan yang lainnya seperti: meningkatnya motivasi guru, kinerja meningkat, berkomunikasi lebih lancar, dengan atasan lebih akrab, lebih berkeluarga, lebih percaya diri, kemauan untuk sukses tinggi, prestasi kerja meningkat serta kinerjanya memuaskan.Saran penelitian ini Pertama, kepala sekolah hendaknya cepat tanggap terhadap penyebab-penyebab stress kerja guru seperti: pertama, penyebab stres faktor individu, kepala sekolah hendaknya terus melakukan pendekatanpendekatan individu agar mengetahui penyebab-penyebab stress pada guru. Kedua, Penyebab stress faktor organisasi, hendaknya kepala sekolah juga melakukan pendekatan organisasional dengan melibatkan semua pihak sekolah dalam mengatasi stress kerja guru. ketiga penyebab stres faktor lingkungan, kepala sekolah hendaknya juga memperhatikan lingkungan sekolah sehingga tercipta lingkungan yang sehat, serta meningkatkan dukungan terhadap para guru.Kedua, hendaknya kepala sekolah meningkatkan lagi kemampuan manajemen stress kerja guru serta meningkatkan lagi program-program dan kegiatan-kegitan yang dapat mengurangi tingkat stress kerja guru. Dan lebih banyak lagi strategi-strategi yang diterapakan dalam manajemen stress kerja guru.Ketiga, hasil manajemen stress kerja guru yang didapat hendaknya terus di tingkatkan oleh pihak sekolah agar tidak ada lagi faktor-faktor stress yang dapat merugikan sekolah, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan prestasi kerja guru.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Postgraduate Program > Magister Administrasi / Manajemen Pendidikan
Depositing User: 033 Darti Daryanti
Date Deposited: 25 Feb 2015 15:35
Last Modified: 25 Feb 2015 15:35
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/10553

Actions (login required)

View Item View Item