KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN KONVENSIONAL DI DESA BABATAN ULU KECAMATAN SEGINIM KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Dicki, Apriliawan and Melli, Suryanty and Nyayu, Neti Arianti (2021) KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN KONVENSIONAL DI DESA BABATAN ULU KECAMATAN SEGINIM KABUPATEN BENGKULU SELATAN. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.

Text (Thesis) Skripsi DICKI APRILIAWAN E1D014198 pdf.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (4MB)

Abstract

Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor pertanian sampai saat ini masih memegang peranan penting dalam menunjang perekonomian nasional. Usaha peningkatan produksi padi sawah salah satunya dilakukan melalui intensifikasi dengan perbaikan teknologi budidaya tanaman padi. Tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak. Sistem tanam legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun maupun antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi di dalam barisan dan memperlebar jarak antar barisan. Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu sentra produksi padi di Provinsi Bengkulu. Terlihat dari produksi padi yang dihasilkan di tahun 2016 mencapai 81.284 ton. Kecamatan Seginim adalah daerah sentra produksi padi di Kabupaten Bengkulu Selatan dengan jumlah produksi mencapai 18.052 ton pada tahun 2016. Berikut ini data produksi padi Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2016. Petani padi sawah di Desa Babatan Ulu pada tahun 2016 telah menerapkan sistem tanam jajar legowo 2:1 dan jajar legowo 4:1. Namun setelah teknologi sistem tanam jajar legowo ini diterapkan masih banyak juga petani yang menerapkan pola tanam konvensional hal ini dikarenakan masih ditemukan berbagai fenomena atau permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan usahatani.Setelah penerapan sistem tanam jajar legowo akan sedikit petani yang bertahan menggunakan sistem tanam konvensional dalam kegiatan usahatani padinya, keadaan ini berbeda dengan yang terjadi di Desa Babatan Ulu yang mana petani padi sawah masih banyak yang bertahan menggunakan sistem tanam konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi serta membandingkan pendapatan petani di Desa Babatan Ulu Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan . Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 November-11 Desember 2019 di Desa Babatan Ulu Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan, yang dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa petaninya menggunakan sistem tanam jajar legowo dan konvensional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan sensus semua populasi dijadikan sampel. Metode analisis data yang digunakan untuk melihat pendapatan, efisiensi dan perbandingan dengan menggunakan analisis pendapatan, efisiensi, dan uji_t. Rata_rata pendapatan usahatani padi sawah sistem jajar legowo 4:1 sebesar Rp. 16.824.518/Ha, sistem jajar legowo 2:1 sebesar Rp. 17.653.355/Ha dan sistem konvensional sebesar Rp. 17.630.088/Ha. Efisiensi usahatani padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 sebesar 2,8, jajar legowo 2:1 sebesar 2,8 dan konvensional sebesar 3,0 dapat disimpulkan bahwa ketiga sistem tanam ini dikatakan efisien. Hasil uji beda rata-rata pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 dan jajar legowo 2:1, jajar legowo 4:1 dan konvensional, jajar legowo 2:1 dan konvensional. Semuanya hasil ujinya menunjukan bahwa pendapatan usahatani dari ketiga sistem ini lebih kecil atau sama dengan, artinya selisih pendapatan dari ketiga sistem tanam ini tidak terlalu besar. Kata Kunci : Pendapatan, Jajar Legowo, dan Konvensional.

Actions (login required)

View Item