Yulita, Yulita and Urip, Santoso and Desia, Kaharuddin (2021) PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera L) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica). Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Text (Thesis)
Skripsi_Yulita (E1C017025) .pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (1MB) |
Abstract
Puyuh terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah puyuh jenis Coturnix coturnix japonica. Jenis puyuh ini paling popular diternakkan oleh masyarakat sebagai penghasil telur dan daging (Subekti dan Hastuti, 2013). Untuk meningkatkan produktivitas ternak dan mencegah terjadinya stres biasanya para peternak menggunakan imbuhan dalam ransum. Beberapa jenis imbuhan ransum yang paling sering digunakan oleh peternak adalah top mix. Kesadaran manusia akan pentingnya hidup sehat dan keinginan untuk kembali ke alam dengan mengurangi mengkonsumsi obat - obat sintetik dan lebih memilih untuk mengkonsumsi obat alami (Hargono, 1996). Begitu pula untuk dunia peternakan, penggunaan imbuhan ransum sintetik dalam ransum semakin dikurangi. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha mengganti imbuhan ransum sintetik dengan imbuhan ransum bersifat alami namun mempunyai fungsi yang sama seperti imbuhan ransum sintetik misalnya penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera L). Daun kelor (Moringa oleifera L) telah diketahui mengandung bahan aktif sebagai antimikroba seperti flavonoid, saponin, tanin, dan senyawa fenolik lain yang mempunyai aktivitas antimikroba (Sato et al., 2004) sehingga dapat digunakan sebagai feed additive alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera L) dalam ransum untuk meningkatkan performa produksi telur puyuh. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 minggu di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bahan penelitian yang digunakan adalah puyuh betina berumur 55 hari sebanyak 125 ekor. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 5 ulangan dan masing-masing ulangan menggunakan 5 ekor puyuh. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (ransum tanpa penggunaan tepung daun kelor dan topmix/kontrol), P1 (ransum mengandung 0,5% topmix) P2 (ransum mengandung 0,5% tepung daun kelor), P3 (ransum mengandung 1,5% tepung daun kelor), P4 (ransum mengandung 2,5% tepung daun kelor). Variabel yang diamati antara lain konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, massa telur, dan konversi ransum. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun kelor dalam ransum sampai level 2,5% tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, massa telur, dan konversi ransum. Rataan konsumsi ransum berkisar 191,66 g/ekor – 202,63 g/ekor. Rataan berat telur perbutir berkisar 10,36 g/butir – 10,46 g/butir. Rataan produksi telur berkisar 5,06 butir/ekor/minggu – 5,93 butir/ekor/minggu. Rataan massa telur berkisar 52,70 g/ekor/minggu – 61,59 g/ekor/minggu. Rataan konversi ransum berkisar 3,29 – 3,64. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor 0,5 % dapat menggantikan top mix, level pemberian tepung daun kelor yang lebih tinggi tidak meningkatkan performa produksi telur dan penggunaan topmix dalam ransum puyuh tidak harus diberikan.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Animal Science |
Depositing User: | sugiarti sugiarti |
Date Deposited: | 07 Sep 2023 04:23 |
Last Modified: | 07 Sep 2023 04:23 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/15525 |
Actions (login required)
View Item |