KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR DENGAN PENDERITA HIV/AIDS (ODHA) PADA PELAYANAN VCT (VOLUNTARY COUNSELLING TEST) HIV DI RS M. YUNUS BENGKULU

Wulansari , Fitri and Rasianna, Br Saragih and Susri , Adeni and Mas , Agus Firmansyah (2011) KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR DENGAN PENDERITA HIV/AIDS (ODHA) PADA PELAYANAN VCT (VOLUNTARY COUNSELLING TEST) HIV DI RS M. YUNUS BENGKULU. Undergraduated thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIB.

[img] Text
FITRI WULANSARI FE-2.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Latar belakang pada penelitian ini ialah ketertarikan peneliti untuk mengetahui komunikasi antar pribadi yang dilakukan konselor dalam konseling HIV. Proses penularan HIV/ AIDS yang kebanyakan melalui seks bebas dan jarum suntik, membuat penyakit ini masih banyak mendapatkan stigma dilingkungan masyarakat maupun dilingkungan keluarga. Sehingga dampak yang ditimbulkan dari stigma tersebut membuat ODHA tidak mampu untuk melaksanakan peran sosialnya dengan baik. Sehingga dukungan untuk mereka bisa melalui konseling dalam layanan Voluntary Counselling Test, dalam konseling ini terjadi proses komunikasi antara konselor dengan ODHA (klien). Untuk itu yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh konselor agar tercapainya keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesamaan terhadap ODHA sehingga ODHA mampu menghadapi dan menerima hasil test, dan konselor memberikan dukungan moril untuk perubahan perilaku yang lebih sehat dan aman. Penelitian ini juga menjelaskan hambatan komunikasi yang terjadi ketika proses konseling berlangsung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pemilihan informan menggunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi partisipan. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa keterbukaan dilakukan konselor dengan menumbuhkan kepercayaan didalam diri klien terhadap konselor. Adanya rasa empati konselor yang menempatkan ia pada posisi klien dan memahami dunia klien. Konselor juga Memberikan dukungan seperti memberikan pemahaman agar klien mampu menghadapi status barunya sebagai ODHA dan memfasilitasi ke dokter CST .Konselor menerima perasaan-perasaan positif yang diungkapkan klien. Konselor beranggapan klien mampu menjalani kehidupan sebagaimana biasanya, dan dalam mewujudkan kesetaran sebutan pasien tidak tepat bagi ODHA konselor memanggil klien juga dengan nama panggilan mereka agar hubungan lebih akrab dan intens. Hambatan komunikasi yang terjadi seperti ada klien yang cendrung emosional, hambatan ini terjadi lebih disebabkan oleh kondisi psikologis mereka yang belum siap menerima status barunya. Hambatan lain juga muncul dari setting ruangan VCT yang belum ideal dimana ruang konseling yang kecil, sehingga mudah didengar oleh orang lain. Ada pembatas meja antara konselor dan klien sehingga membuat jarak dalam komunikasi.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Divisions: Faculty of Social & Politics Science > Department of Communication
Depositing User: 012 Adek Adek
Date Deposited: 19 Nov 2013 11:38
Last Modified: 19 Nov 2013 11:38
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/1715

Actions (login required)

View Item View Item