Nur, Riski and Tatik, Suteky and Muhammad, Dani (2022) HISTOMORFOLOGI USUS AYAM BROILER YANG DIBERI EKSTRAK DAUN KITOLOD (Isotoma longiflora) MELALUI AIR MINUM. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Archive (Thesis)
Skripsi Fiks Nur Riski 2.pdf - Bibliography Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (2MB) |
Abstract
Antibiotik banyak digunakan pada hewan, baik untuk pengobatan maupun sebagai pemacu pertumbuhan yang dicampurkan dalam pakan ternak. Penggunaan antibiotik yang tidak perlu atau berlebihan dapat mendorong berkembangnya resistensi terhadap bakteri tertentu. WHO telah melakukan berbagai tindakan terkait pencegahan resistensi antibiotik, salah satu programnya yaitu dengan membuat Global Action Plan on Antimicrobial Resistance. Sebelum diputuskannya Global Action Plan pada 2015, Indonesia telah memiliki peraturan yang mengatur tentang Peternakan dan kesehatan hewan yakni Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Peraturan terbaru Permentan No. 14/PERMENTAN /PK.350 /5 /2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, sebagai peraturan perpanjangan UU No. 41 tahun 2014. Pelarangan ini berdampak pada performa dan kesehatan ternak sehingga perlu suatu upaya untuk menggantikan antibiotik, salah satunya fitobiotik. Fitobiotik merupakan zat aktif yang berasal dari tanaman, seperti minyak esensial, oleoresin, flavonoid dan lain-lain. Salah satu jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai fitobiotik yaitu tanaman Kitolod. Kitolod merupakan tanaman yang sering dipakai oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengobati asma, radang tenggorokan, luka dan obat mata. Kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan mampu menjaga kesehatan ayam menjadi lebih baik. Tingkat kesehatan ayam dapat dilihat melalui histomorfologi ususnya. Penelitian ini dilakukan selama 5 minggu pada bulan Januari dan bulan Februari 2022 di Commersial Zone Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Menggunakan ayam broiler sebanyak 200 ekor dan sampling 20 ekor. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan 4 ulangan. PO: Air minum + ekstrak daun Kitolod 0% (kontrol -),P1: Air minum + Tetrasiklin (kontrol +), P2: Air minum + ekstrak daun Kitolod 1,5%, P3: Air minum + ekstrak daun Kitolod 3,0%, P4: Air minum + ekstrak daun Kitolod 4,5%. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif. Variabel yang diamati yaitu tinggi vili, kedalaman kripta dan rasio vili kripta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun Kitolod melalui air minum berpengaruh tidak nyata terhadap. panjang vili, kedalaman kripta dan rasio vili. Rata-rata tinggi vili berkisar 755 – 797,5 µm. rata-rata kedalaman kripta berkisar 202,5 – 220 µm. rata-rata rasio vili berkisar 3,58 – 3,90 µm. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun Kitolod melalui air minum dengan persentase sampai 4,5% tidak meningkatkan panjang vili, kedalaman kripta dan rasio vili
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Animal Science |
Depositing User: | sugiarti sugiarti |
Date Deposited: | 14 Aug 2024 02:10 |
Last Modified: | 14 Aug 2024 02:12 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/19937 |
Actions (login required)
View Item |