PENGARUH DESTINATION SOCIAL RESPONSIBILITY DAN DESTINATION IMAGE TERHADAP REVISIT INTENTION POST COVID-19 DENGAN PERCEIVED HEALTH RISK SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Lima Destinasi Super Prioritas)

Diaz, Rizki Akbar and Lizar, Alfansi and Sularsih, Anggarawati (2023) PENGARUH DESTINATION SOCIAL RESPONSIBILITY DAN DESTINATION IMAGE TERHADAP REVISIT INTENTION POST COVID-19 DENGAN PERCEIVED HEALTH RISK SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Lima Destinasi Super Prioritas). Masters thesis, Universitas Bengkulu.

[img] Archive (Thesis)
TESIS - DIAZ RIZKI AKBAR (C2B019034) - dion choi.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (4MB)

Abstract

Sektor pariwisata termasuk sektor yang rentan dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti ketidakstabilan politik global, hubungan diplomatik, bencana alam, wabah penyakit, dan krisis ekonomi, sehingga faktor lainnya yang menjadi penting dalam kunjungan ulang di era post Covid-19 adalah perceived risk. Perceived risk adalah persepsi kemungkinan buruk yang dirasakan oleh individu ketika membeli suatu produk atau jasa. Ada tiga jenis kemungkinan perceived risk pada wisatawan yang akan melakukan perjalanan pada post Covid-19 yaitu health risk, psychological risk, social risk. Dimana perceived health risk menjadi faktor yang paling penting dalam menentukan perjalanan wisata (Huanga et al, 2020). Pendemi Covid-19 ini juga menimbulkan rasa takut tentang krisis kesahatan yang dapat berlangsung dalam jangka yang lama yang mana dapat memicu keputusan perjalanan selama dan setelah Covid-19. Rasa takut akan risiko kesehatan menjadi lebih tidak terduga karena efek emosional dari persepsi wisatawan tentang ancaman terjadinya infeksi Covid-19. Penelitian bertujuan menguji pengaruh destination social responsibility, dan destination image terhadap revisit intention post Covid-19 dengan perceived health risk sebagai variable moderasi (studi kasus pada lima destinasi super prioritas). Sebuah destinasi haruslah mampu mempertahankan dan membuat wisatawan melakukan kunjungan ulang, karena wisatawan yang tetap dan loyal lebih berharga dari wisatawan yang baru, dan wisatawan tetap adalah aset yang berharga bagi suatu destinasi. Dapat bertahannya atau loyalnya wisatawan adalah kunci untuk berlangsungnya destinasi dan ini merupakan keberhasilah yang dapat dirasakan secara jangka panjang karena berhubungan langsung dengan pendapatan (Chua et al,2017; Kim et al, 2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi revisit intention yang diteliti dalam penelitian ini adalah: (1) Destination Social Responsibility. Menurut Hasan & Soliman (2020) Destination social responsibility berperan dalam mengembalikan kepercayaan wisatawan terhadap suatu destinasi wisata saat terjadinya pandemi covid-19 dan juga langsung terhadap berpengaruh terhadap kunjungan ulang pada destinasi tersebut; (2) Destination Image. Menurut Rasoolimanesh et al (2021) Destination image membentuk kepercayaan wisatawan dan mempengaruhi wisatawan disaat terjadinya pendemi covid-19 dalam menentukan pilihan destinasinya dimasa mendatang; dan (3) Perceived Health Risk. Menurut Hanafiah et al (2021) perceived risk dalam hal kesehatan saat covid-19 terjadi mempengaruhi keinginan wisatawan untuk berwisata dimasa mendatang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif (survey). Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Responden penelitian ini adalah 234 orang anggota vii GenPI (Generasi Pesona Indonesia) di Indonesia. Metode analisis data digunakan analisis deskriptif dan analisis PLS dengan bantuan aplikasi SmartPLS versi 3. Berdasarkan penelitian lapangan, diperoleh hasil dengan signifikansi 5% bahwa: (1) Destination social responsibility berpengaruh positif signifikan terhadap revisit intention wisatawan pada destinasi super prioritas di Indonesia pasca covid-19 dengan nilai t-hitung sebesar 4,135 dan nilai p-value sebesar 0,000. Semakin tinggi tingkat destination social responsibility maka revisit intention wisatawan juga semakin tinggi; (2) Destination image berpengaruh positif signifikan terhadap revisit intention wisatawan pada destinasi super prioritas di Indonesia pasca covid-19 dengan nilai t-hitung sebesar 10,271 dan nilai p-value sebesar 0,000. Semakin tinggi tingkat destination image maka revisit intention wisatawan juga semakin tinggi; (3) Perceived health risk tidak memoderasi secara signifikan pada pengaruh destination social responsibility terhadap revisit intention pasca covid-19 dengan nilai t-hitung sebesar 1,668 dan nilai p-value sebesar 0,096; dan (4) Perceived health risk memoderasi secara signifikan pada pengaruh destination image terhadap revisit intention wisatawan pada destinasi super prioritas di Indonesia pasca covid-19 dengan nilai t-hitung sebesar 2,545 dan nilai p-value sebesar 0,033. Efek moderasi perceived health risk adalah negatif. Hal ini berarti bahwa perceived health risk yang semakin tinggi akan menurunkan (melemahkan) pengaruh destination image terhadap revisit intention wisatawan pada destinasi super prioritas di Indonesia. Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, beberapa saran yang dapat diberikan adalah: (1) Dalam membangun kembali industri pariwisata pasca covid-19, destinasi harus mempertimbangkan elemen baru seperti preferensi terkait keamanan, vaksinasi, dan toleransi risiko. Memahami perubahan dalam preferensi ini akan membantu destinasi super prioritas Indonesia menyesuaikan penawaran yang lebih baik yang nantinya akan berdampak terhadap kunjungan ulang wisatawan pasca covid-19; (2) Destinasi perlu memilih dengan bijaksana kelompok sasaran yang memiliki kecenderungan tinggi untuk bepergian. Hal ini dapat melibatkan kerja sama dengan perusahaan lain yang terkait indiustri pariwisata dan penyedia layanan perjalanan untuk menargetkan wisatawan yang memiliki minat khusus dalam destinasi super prioritas Indonesia. Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dengan perubahan dalam pola perjalanan wisatawan juga sangat penting.; dan (3) Positioning destinasi harus menggambarkan komitmen destinasi super priritas Indonesia terhadap keamanan dan kebersihan. Wisatawan akan lebih memilih destinasi yang menonjolkan praktik sanitasi yang ketat dan kebijakan kesehatan yang jelas. Sehingga tingkat kepuasan saat kunjungan atau bahkan kujungan ulang mencapai angka yang maksimal.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Postgraduate Program > Magister Manajemen
Depositing User: 56 nanik rahmawati
Date Deposited: 02 Oct 2024 07:45
Last Modified: 02 Oct 2024 07:45
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/21810

Actions (login required)

View Item View Item