PENAMPILAN PADI GOGO VARIETAS SIRANTAU, SELADANG MUSI, DAN REMAS AKIBAT RADIASI SINAR GAMMA

Yuliani , Yuliani and Sumardi, Sumardi and Muhammad , Chozin (2009) PENAMPILAN PADI GOGO VARIETAS SIRANTAU, SELADANG MUSI, DAN REMAS AKIBAT RADIASI SINAR GAMMA. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.

[img] Text
YULIANI FE-2.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Produktivitas padi gogo umunya sangat rendah dibanding padi sawah. Hal ini karena pengembangan varietas unggul berdaya hasil tinggi kebanyakan diarahkan pada padi sawah dan hanya sedikit yang diarahkan pada padi gogo akibatnya petani hanya punya sedikit plilihan untuk menggunakan kultivar yang dapat ditanam untuk meningkatkan produktivitas lahannya. Pemuliaan mutasi merupakan metode yang sederhana dan lebih hemat waktu dibandingkan metode pemuliaan konvensional yang melibatkan persilangan, dengan penggunaan mutagen. Mutan-mutan baru diharapkan menghasilkan variasi yang luas untuk diseleksi bergantung pada tujuan pemuliaan, seleksi mutan selajutnya dapat diarahkan kepada perbaikan sifat-sifat yang di inginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah agar untuk membandingkan respon 3 varietas padi gogo unggul lokal terhadap berbagai dosis radiasi sinar Gamma. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2008 sampai bulan juni 2009, Lokasi penelitian bertempat di Stasiun percobaan Universitas Bengkulu, di Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Utara, di rumah kaca laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dan di Merapi Ujung kelurahan Panorama kota Bengkulu. Percobaan dilakukan dalam tiga tahapan. Pada tahapan pertama dan ketiga, rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), sedangkan tahapan kedua rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua perlakuan. Faktor pertama Varietas padi (V) yang terdiri dari tiga taraf yaitu; V1 = Sirantau, V2 = Seladang musi, dan V3 = Remas. Faktor kedua adalah dosis Radiasi Sinar Gamma (R) yang terdiri dari 5 taraf yaitu; R1 = 100 gray, R2 = 150 gray, R3 = 200 gray, R4 = 250 gray, dan R5 = 300 gray. Benih dikumpulkan langsung dari ladang petani. Proses radiasi dilakukan di BATAN Pasar Jum’at Jakarta menggunakan sinar Gamma Cobalt 60 dengan dosis sesuai perlakuan. Benih yang diradiasi sebanyak 5000 gabah setiap dosis. Variabel yang diamati indeks vigor, persentase benih tumbuh, daya tumbuh benih, tinggi tanaman, jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, panjang malai, jumlah bulir bernas, jumlah bulir hampa, bobot 100 biji, bobot gabah per rumpun. Semua data yang diperoleh dari percobaan 1, 2 dan 3 dianalisis menggunakan analysis of variance (ANAVA) dengan uji F pada taraf 5%. Analisis regresi dengan metode Polinomial Orthogonal (PO) dilakukan pada variabel atau sifat yang menunjukkan perbedaan respon terhadap dosis radiasi dan interaksinya. Uji BNT pada taraf 5% ini dilakukan untuk membandingkan penampilan antara varietas. Hasil dari percobaan I menunjukkan bahwa persentase benih tumbuh, viabilitas dan pada 14 hari setelah tanam dipengaruhi oleh perbedaan genetik dan dosis radiasi tetapi tidak dijumpai adanya pengaruh interaksi. Secara umum ke 3 variabel tersebut menurun jika dosis radiasinya ditingkatkan. Percobaan 2 pengaruh interaksi dijumpai pada umur berbunga, tinggi tanaman, umur panen dari ke 3 varietas tersebut cenderung semakin panjang seiring dengan peningkatan dosis radiasi sekalipun Penurunan pada selang musi dan remas ketika dosis radiasi ditingkatkan secara umum hasil gabah perrumpun dari ketiga varietas tersebut menurun seiring dengan peningkatan dosis radiasi. Perbedaan antar varietas dijumpai pada pengamatan jumlah anak per rumpun, jumlah anakan produktif per rumpun. Jumlah bulir per malai, persentase bulir bernas per malai, dan bobot 100g gabah per rempun. Pada percobaan III penampilan bibit tidak dipengaruhi oleh interaksi antara varietas dan dosis radiasi. Perbedaan viabilitas dan bibit lebih disebabkan karena perbedaan varietas. viridis dan vindoxantha merupakan tipe mutasi klorofil yang paling dominan pada bibit generasi M2.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Agronomy
Depositing User: 012 Adek Adek
Date Deposited: 29 Nov 2013 00:47
Last Modified: 29 Nov 2013 00:47
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/2311

Actions (login required)

View Item View Item