PENGARUH WAKTU INKUBASI JAMUR Phanerochaete chrysosporium TERHADAP DEGRADASI KOMPONEN KIMIA CAMPURAN BATANG DAN CABANG Acacia mangium Willd

Delna, Yunita and Putranto , BAN and Devi , Silsia (2009) PENGARUH WAKTU INKUBASI JAMUR Phanerochaete chrysosporium TERHADAP DEGRADASI KOMPONEN KIMIA CAMPURAN BATANG DAN CABANG Acacia mangium Willd. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.

Text YUNITA DELNA FE-2.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (855kB)

Abstract

Perkembangan industri pulp di Indonesia saat ini semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan tingkat kemakmuran. Kebutuhan akan kayu sebagai bahan baku pulp dan kertas menunjukkan angka yang cukup tinggi, sedangkan kayu yang dihasilkan dari hutan alam masih sangat rendah yaitu hanya 3,8 juta/tahun (Forest Watch Indonesia and Global Forest Watch, 2001). Penggunaan cabang merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah kekurangan bahan baku untuk pulp. Biokraft pulping dapat diartikan sebagai perlakuan awal pada serpih dengan cendawan atau jamur pelapuk putih (white-rot fungi) sebelum kraft pulping. Hasil penelitian pendahuluan pembuatan pulp dari campuran batang dan cabang kadar lignin material yang diberi jamur P. chrysosporium pada kombinasi konsentrasi 10% dan waktu inkubasi 45 hari secara statistik tidak berbeda nyata dengan pemberian jamur pada kombinasi konsentrasi 5% dan waktu inkubasi 45 hari, tetapi berbeda nyata dengan pemberian jamur pada kombinasi yang lain. Hal ini cenderung mengisyaratkan bahwa perpanjangan waktu inkubasi jamur P.chrysosporium lebih efektif menurunkan kadar lignin daripada peningkatan konsentrasi. Kecenderungan ini juga terjadi pada pemberian jamur dengan waktu inkubasi 15 hari antara konsentrasi 5 % dan 10 % yaitu jamur mendegradasi lignin sebesar 5,23%. Untuk itu dirasa perlu melakukan penelitian konsentrasi dan waktu, agar dapat diperoleh hasil yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas jamur P. chrysosporium dalam mendegradasi lignin serta zat ekstraktif tanpa merusak holoselulosa dan α -selulosa dan menilai tingkat kelayakan campuran cabang dan batang yang telah diberi jamur P. chrysosporium sebagai bahan baku pulp dan kertas. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2008 sampai bulan Januari 2009 di Laboratorium Divisi Teknologi Hasil Hutan Jurusan Kehutanan, Laboratorium Teknologi Industri Pertanian dan Laboratorium Proteksi Tanaman Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposif dan hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel, rerata dan deskrifsi. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi dan waktu inkubasi jamur P.chrysosporium terhadap kadar ekstraktif, lignin, holoselulosa dan α -selulosa serpih campuran batang dan cabang dilakukan analisis uji F pada taraf 5%. Sedangkan untuk menilai kelayakan kadar ekstraktif, lignin, holoselulosa dan α -selulosa serpih campuran batang dan cabang untuk bahan baku pulp, maka data tersebut masing-masing dibandingkan dengan standar FAO dan klasifikasi Komponen Kimia Daun Lebar Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan ekstraktif, lignin, holoselulosa dan α-selulosa campuran batang dan cabang dari beberbagai kombinasi konsentrasi dan waktu inkubasi jamur P.chrysosporium berbeda nyata. Rerata kadar eksrtaktif 2.59-4.35 %, kadar lignin 20.92-26.72 %, kadar holoselulosa 70.92-76.17 % dan kadar α -selulosa 44.66-48.78 %. Berdasarkan klasifikasi komponen kimia kayu daun Lebar Indonesia, maka serpih campuran batang dan cabang mangium memiliki kadar ekstraktif, lignin yang sedang, kadar holoselulosa dan α -selulosa yang tinggi sehingga layak dijadikan bahan baku pulp.

Actions (login required)

View Item