Kusnan, Hadi and Desia , Kaharuddin and Kususiyah, Kususiyah (2007) PENGARUH KOMPOSISI GENETIK TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) UMUR 24 – 36 MINGGU HASIL PERSILANGAN ASAL BENGKULU, PADANG DAN YOGYAKARTA. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.
Text
I,II,III-KUS-FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (86kB) |
|
Text
IV,V-KUS-FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (46kB) |
Abstract
Puyuh merupakan salah satu komoditi ternak unggas yang berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ternak puyuh sangat cepat, pada umur lebih kurang 41 hari puyuh betina sudah mampu bertelur dengan jumlah telur 250 – 300 butir/ekor/tahun dengan berat rata-rata 10 gram/butir. Puyuh mempunyai potensi yang besar sebagai salah satu sumber protein hewani yaitu sebagai penghasil daging dan telur. Telur puyuh mengandung protein 13,1%, kandungan lemak telur puyuh relatif rendah yaitu 11,1%. Permasalahan mendasar dalam usaha ternak puyuh di Bengkulu adalah masih banyak persilangan antar keturunan (in breeding). Upaya untuk mengurangi in breeding mendatangkan bibit dari Padang dan Yogyakarta untuk dipersilangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performans produksi telur puyuh dengan komposisi genetik yang berbeda pada umur 24 – 36 minggu hasil persilangan asal Bengkulu, Padang dan Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2005 sampai Maret 2006 di Kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 7 ulangan. Komposisi genetik yang digunakan sebagai perlakuan adalah P1 (50%Bengkulu, 25%Padang, 25%Yogyakarta), P2 (50%Padang, 25%Bengkulu, 25%Yogyakarta), P3 (50%Yogyakarta, 25%Bengkulu, 25%Padang), P4 (100% Bengkulu), P5 (100% Padang), P6 (100% Yogyakarta). Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, produksi telur, berat telur dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, produksi telur dan konversi ransum akan tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat telur. Secara deskriptif Puyuh dengan komposisi genetik 50% Yogyakarta, 25% Bengkulu, 25% Padang adalah paling tinggi dengan peningkatan berat 1,20% dibanding puyuh murni (100% Y).
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Animal Science |
Depositing User: | 013 Rizky Septika Utami |
Date Deposited: | 04 Dec 2013 14:51 |
Last Modified: | 04 Dec 2013 14:51 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3071 |
Actions (login required)
View Item |