Buslan, Buslan and Rambat, Nur Sasongko and Syukri, Syukri (2009) PENGELOLAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU. Masters thesis, Fakultas Ekonomi UNIB.
Text
BUSLAN TESIS.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (551kB) |
Abstract
Permasalahan umum penelitian ini adalah bagaimana pengelolahan penilaian hasil belajar di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu? secara khusus rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimana perencanaan penilaian hasil belajar siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu? (2) Bagaimana pengewasan penilaian hasil belajar siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu? (3) Bagaimana pengelolahan penilaian hasil belajar siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu? (4) Apa hambatan pengelolahan penilaian hasil belajar dan cara mengatasinya yang dilakukan oleh guru di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu? Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan penilaian hasil siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. Permasalahan khusus meliputi: (1) Perencanaan penilaian hasil belajar siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. (2) Pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. (3) Pelaksanaan 6 7 penilaian hasil belajar siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. (4) Hambatan-hambatan dalam penilaian hasil belajar siswa dan cara mengatasinya yang dilakukan oleh guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan metode deskriptif kualitatif. Subjek Penelitian adalah guru-guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, hal-hal yang dilakukan oleh guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu dalam perencanaan penilaian meliputi: 1) kompetensi yang ingin di capai, 2) kedalaman materi yang telah disampaikan (menurut ukuran guru), 3) alokasi waktu yang tersedia, 4) materi yang telah dianggap tuntas dibahas, dan 5) hasil pre-tes sebelaum pembelajaran. Dalam pelaksanaan evaluasi mereka tidak menggunakan soal yang dibuat MGMP, baik MGMP Kota, ataupun MGMP sekolah. Namun guru tidak melakukan uji vasliditas dan reliabelitas sebelum soal digunakan untuk evaluasi. Kedua, pengawasan evaluasi dilakukan secara langsung oleh guru mata pelajaran. Evaluasi dilakukan pada saat jam pelajaran mata pelajaran yang bersangkutan. Kecuali ujian blok akhir dan ujian bersama. Saat ujian blok bersama ataupun ujian blok akhir, 7 8 pengawasan dilakukan oleh dua orang guru secara acak. Artinya, pengawasan untuk dua jenis evaluasi ini bukan dilakukan oleh guru mata pelajaran. Ketiga, pasca evaluasi hal-hal yang dilakukan guru antara adalah (1) mengoreksi jawaban siswa pada tiap-tiap butir soal sesuai dengan bobot masing-masing butir soal, (2) melakukan penilaian terhadap masing-masing lembar jawaban siswa dengan menjumlahkan nilai pada tiap-tiap butir soal, (3) menentukan siswa yang mencapai ketutasan, (4) menentukan tercapainya standar kompetensi klasikal, (5) Analisis butir soal, (6) Menentukan tingkat kesukaran soal, (7) analisis deskriptif (frekuensi, nilai rata-rata, nilai terendah, nilai tertinggi, dan range), (8) mengumumkan hasil evaluasi, (9) membagikan lembar hasil evaluasi pada siswa, (10) menentukan siswa yang mengikuti remidial, dan (11) menentukan siswa yang melakukan pengayaan. Setelah dilakukan evalusi, guru-guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu melakukan analisis tingkat kesukaran butir soal yang tujuannya untuk mengetahui atau untuk membedakan soal yang dianggap mudah, sedang, dan sukar. Soal yang sukar, dilakukan perbaikan pada saat evaluasi di kelas lain ataupun untuk semester berikutnya. 8 9 Guru-guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu telah melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi. Yaitu dengan: 1) malaksanakan remidial. 2) melaksanakan pengayaan. 3) mengukur tingkat kebehasilan proses belajar mengajar secara individual. 4) mengukur tingkat kebehasilan proses belajar mengajar secara klasikal. 5) menentukan persentase tingkat keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. 6) memilih soal yang akan dimasukkan dalam bank soal, (6) menentukan soal yang perlu perbaikan. 7) menentukan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar, dan 8) dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah. Secara umum guru-guru SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu melakukan remedial setiap akhir ujian blok. Namun, mereka belum efektif dalam melaksanakan pengayaan.Kondisi hasil evaluasi umumnya baik, Pada evaluasi pertama, sebelum remidial umum siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 75%. Setelah pelaksanaan remidial, ketuntasan mencapai rata-rata 85-90%. Hambatan dalam pengawasan, diatasi dengan 1) membuat dua paket soal untuk siswa satu kelas, sehingga antara siswa baris satu dengan baris kedua mengerjakan soal berbeda, 2) untuk mengatasi siswa yang mencontek, sebelum evaluasi di lakukan buku-buku dan catatan lainnya 9 10 dikumpulkan di depan kelas sehinga hanya ada soal dan alat tulis siswa di atas meja, 3) sebelum soal dibagikan, guru memeriksa laci meja siswa agar tidak terdapat catatan-catatan ataupun buku-buku yang disimpan di laci meja tersebut, 4) agar siswa lebih serius dalam mengerjakan soal, sebelum evaluasi dilakukan terlebih dahulu diberi pengertian pada siswa tentang objektifitas penilaian dan hasil evaluasi akan diumumkan. 5) siswa yang sudah duluan selesai dilarang keluar kelas. Mereka dianjurkan untuk meneliti kembali jawabannya dan tidak mengganggu teman yang lain. Dalam hal lemahnya kemampuan guru dalam pelaksanaan uji validitas dan reliabelitas, pihak menejerial sekolah berupaya agar waktu mendatang dapat melakukan pelatihan mengenai uji validitas dan reliabelitas. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kekurangan waktu dalam pelaksanaan remidial adakalanya guru menggunakan waktu di luar jam pelajaran. Sedangkan untuk pelaksanaan pengayaan dilakukan bersamaan dengan kegiatan remidial. Implikasi hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan pengelolaan penilaian hasil belajar dengan baik kecuali dalam hal-hal (1) 10 11 pelaksanaan uji validitas dan reliabelitas, (2) analisis hasil evaluasi, dan pelaksanaan pengayaan. Dalam hal pengelolaan hasil belajar, kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada wakil kepala sekolah urusan kurikulum untuk melakukan pengawasan terhadap guru-guru dalam proses pengelolaan penilaian hasil belajar. Hal semacam ini sangat positif demi berjalannya secara maksimal program-program kerja wakil kepala sekolah, khusunya wakil dibidang kurikulum.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HB Economic Theory |
Divisions: | Faculty of Economy > Department of Management |
Depositing User: | 014 Abd. Rachman Rangkuti |
Date Deposited: | 04 Dec 2013 16:22 |
Last Modified: | 04 Dec 2013 16:22 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3135 |
Actions (login required)
View Item |